JAKARTA - Proyek Jambaran Tiung Biru (JTB) ditargetkan beroperasi pada Juli 2022. Proyek JTB yang saat ini dilaksanakan oleh PEP Cepu merupakan salah satu proyek strategis nasional.
Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto mengatakan, JTB dirancang untuk menghasilkan gas siap jual hingga 192 juta kaki kubik per hari (MMSCFD) dari gas input sebesar 330 MMSCFD gas yang dihasilkan akan menunjang sektor Kelistrikan, Pupuk dan Industri di Pulau Jawa.
“Proyek JTB direncanakan onstream pada bulan Juli 2022. Berdasarkan perkembangan penyelesaian proyek dan hasil pemantauan dilapangan, diperkirakan gas sudah bisa mengalir tanggal 20 Juli 2022," ujar Dwi, dikutip Sabtu (18/6/2022).
Baca Juga: Jadi Sumber Energi Baru, Proyek Gas Jambaran Tiung Biru Hampir Rampung
Selain itu, keberadaan proyek ini turut memberikan dampak berganda dengan keterlibatan indusri dalam negeri skala besar sampai kecil, termasuk industri di daerah. Dwi membeberkan, proyek JTB memiliki estimasi biaya pengembangan proyek senilai USD1,55 miliar atau setara dengan Rp22 triliun dengan Komitmen Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) sebesar 40% atau setara dengan Rp8,8 triliun.
Lebih lanjut Dwi mengatakan, dukungan dari para pemangku kepentingan, termasuk Komisi VII DPR sangat berperan dalam mengoptimalkan pengelolaan indutri hulu migas nasional.
Baca Juga: Subsidi Energi Bengkak, Sejumlah Proyek Infrastruktur Bakal Tertunda
Anggota Komisi VII Nasril Bahar mengatakan, proyek JTB ini sangat strategis dan dapat memberikan manfaat yang besar bagi kehidupan masyarakat Bojonegoro dan Jawa Timur lainnya sekaligus Jawa Tengah.
"Karena dengan pemenuhan energi dari JTB akan terjadi pergerakan ekonomi, yang sekaligus akan memberikan pemasukan bagi negara melalui sales gasnya sehingga JTB akan menjadi tumpuan penting dalam pemenuhan energi nasional,” ungkap Nasril.