JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi Juni mencapai 4,35% (yoy). Inflasi Juni tahun ini merupakan yang tertinggi sejak 2017.
Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Tauhid Ahmad mengatakan dengan inflasi yang mencapai 4,35% secara tahunan merupakan sinyal bahaya bagi perekonomian Indonesia.
Hal tersebut akan mengakibatkan masyarakat membayar atau mengeluarkan baiaya lebih mahal dibandingkan sebelumnya.
"Ini sinyal bahaya, kan seharusnya on the track, inflasi yang terjadi saat ini bahwa masyarakat harus membayar lebih mahal untuk beberpa pengeluaran karena inflasi ini," ujarnya kepada MNC portal dikutip Sabtu, (2/7/2022).
Menurutnya, jika inflasi ini terus bergerak meningkat, hal itu akan mengakibatkan daya beli masyarakat berkurang, dan yang terjadi adalah pertumbuhan ekonomi melambat.