Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Kas Terbatas, Sritex Pertahankan Bisnis dengan Utilisasi Pabrik Hanya 75%

Agregasi Harian Neraca , Jurnalis-Jum'at, 22 Juli 2022 |14:41 WIB
Kas Terbatas, Sritex Pertahankan Bisnis dengan Utilisasi Pabrik Hanya 75%
Sri Rejeki pertahankan utilisasi pabrik (Foto: Koran Sindo)
A
A
A

JAKARTA PT Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL) atau Sritex mempertahankan utilisasi pabriknya sampai 75%. Perseroan berharap utilisasi ini dapat ditingkatkan sampai 80% hingga 85%.

"Untuk tahun 2022, dengan begitu banyaknya tantangan yang ada di luar perkiraan kami, kami tidak menargetkan hal-hal yang terlalu muluk-muluk. Target kami mempertahankan utilisasi sampai dengan 75%,” kata Corporate Secretary SRIL, Welly Salam di Jakarta, kemarin.

Dirinya berharap, utilisasi ini dapat ditingkatkan sampai dengan 80-85%. Adapun untuk saat ini, Welly menuturkan posisi kas yang sangat terbatas, SRIL tetap beroperasi dan tetap bisa melanjutkan bisnisnya. Menurutnya, hal tersebut dapat terjadi berkat pengelolaan yang cukup baik dari manajemen yang mengelola keuangan.

"Kami harap ke depannya untuk meningkatkan utilisasi kami kembali didukung kreditur-kreditur ini bergantung dengan efektifnya pelaksanaan homologasi yang sudah dicapai, yang masih menunggu salinan keputusan," ujarnya.

Emiten tekstil ini juga menganggarkan dana belanja modal atau capital expenditure (capex) tahun ini sebesar USD15 hingga USD30 juta. Dimana capex perseroan ini bersifat fleksibel, sehingga perseroan tidak menetapkan satu angka pasti untuk tahun 2022. Dimana penggunaan capex lebih diprioritaskan untuk melakukan perbaikan atau maintenance.

Kata Welly, selama ini SRIL biasanya menyiapkan capex sebesar USD45-USD55 juta. Namun, pada 2022 anggaran capex tersebut tidak bisa dijadikan panduan. "Kami lihat case by case, mana yang akan kami prioritaskan sesuai kondisi di lapangan," ucapnya. Sementara itu, dari segi permintaan belum kembali ke level normal seperti sebelum pandemi.

Menurutnya, level normal produksi perseroan akan diraih dalam beberapa tahun mendatang. Perseroan juga telah mengubah struktur utangnya menjadi utang jangka panjang. Disebutkan, total utang berbunga perseroan tidak mengalami perubahan sejak akhir tahun 2021 hingga kuartal I/2022, yakni USD1,41 miliar atau setara Rp21,19 triliun. "Setelah restrukturisasi, homologasi yang disetujui kreditur kami, akan terlihat struktur utang perseroan menjadi jangka panjang. Rata-rata menjadi mayoritas jangka panjang" ujar Welly.

Dia merinci, utang perseroan ini terdiri dari utang bank jangka pendek sebesar USD609 juta, liabilitas sewa sebesar USD39 juta, utang bank jangka panjang sebesar USD383 juta, surat utang jangka menengah USD25 juta, dan obligasi neto sebesar USD364 juta. Restrukturisasi yang dilakukan SRIL akan mengubah tenor utang SRIL yang jatuh tempo dalam satu tahun, menjadi 5 tahun, 9 tahun dan 12 tahun.

Asal tahu saja, utang perseroan yang akan jatuh tempo dalam lima 5 tahun mendatang adalah USD417 juta. Kemudian, yang jatuh tempo pada tahun ke-9 adalah USD512 juta, dan tahun ke-12 adalah USD490 juta. "Ini akan meningkatkan rasio likuiditas perseroan, sehingga perseroan fokus jangka pendek untuk meningkatkan kinerja," tutur Welly.

Untuk mendanai pembayaran utang ini, menurutnya SRIL akan melakukan pencadangan dan menyiapkan dana dari kas internal untuk membayar kewajiban-kewajiban tersebut sesuai skema restrukturisasi. Hingga kuartal I/2022, jumlah kas dan kas yang dibatasi SRIL adalah USD11 juta, dengan total aset USD1,18 miliar, dan total ekuitas minus USD439 juta.

(Kurniasih Miftakhul Jannah)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement