JAKARTA - Kementerian BUMN mencatatkan kontribusi melalui pendapatan mencapai Rp1.982 triliun sepanjang 2021. Pendapatan tersebut didapat dari hasil transformasi yang digodok pemegang saham sejak pertengahan 2019.
Menurut Staf Khusus Menteri BUMN,Arya Sinulingga, implikasi dari pendapatan tersebut, BUMN mampu mengurangi angka kemiskinan dengan berkurangnya angka kelas menengah bawah.
"Kelas menengah telah mencapai 232 juta. Artinya kelas bawah semakin mengecil," ujar Arya dalam Webinar 'BUMN Lokomotif Pemulihan Ekonomi Nasional' dikutip Kamis (18/8/2022).
Baca Juga:Â Perbandingan Penduduk Miskin di Kota dan Pedesaan Indonesia
BUMN pada tahun buku 2021 mampu meningkatkan pendapatan dari Rp1.130 triliun ke Rp1.982 triliun. Kenaikan pendapatan ini mengerek pertumbuhan laba total yang mampu dikantongi BUMN sehingga bisa memberikan kontribusi lebih kepada negara.
"Di sisi lain laba kita naik 40%. Makanya ini wujud contoh berhasilnya kita melakukan efisiensi dan transformasi. Laba bersih dari 10 perusahaan terbesar di Indonesia yang 7 itu BUMN," ujar Arya.
Baca Juga:Â Jumlah Penduduk Miskin di Indonesia Masih Ada 26,16 Juta Orang
Menurutnya, dari pertumbuhan laba 10 perusahaan besar di Indonesia, 7 perusahaan berasal dari BUMN dan salah satu yang terbesar adalah PT PLN (Persero). "Hal itu menunjukkan bukti BUMN berada di track yang benar. Belum lagi dari sisi pajak, dari 10 emiten terbesar ada 3 emiten BUMN," katanya.
Baca Juga: 50 Tahun Berkarya, Indomie Konsisten Hidupkan Inspirasi Indomie untuk Negeri
Follow Berita Okezone di Google News