JAKARTA - Harga Bahan Bakar Minyak (BBM) subsidi dikabarkan bakal naik pekan ini.
Bahkan, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan telah memberi sinyal soal kenaikan tersebut.
Di mana Luhut menyebut kalau Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan mengumumkan kenaikan harga BBM pada minggu ini.
BACA JUGA:DPR Minta Harga BBM Naik Maksimal 25%, Jadi Berapa?
"Itu modelling ekonominya saya kira sudah dibuat, nanti mungkin minggu depan Presiden akan mengumumkan mengenai apa, bagaimana, mengenai kenaikan harga ini. Jadi Presiden sudah mengindikasikan tidak mungkin kita pertahankan terus demikian, karena kita harga BBM termurah se-kawasan ini. Kita jauh lebih murah dari yang lain dan itu beban terlalu besar kepada APBN kita," kata Luhut dalam acara Kuliah Umum di Universitas Hasanuddin, Makassar, Sulawesi Selatan, yang dipantau secara daring dari Jakarta, Jumat (19/8/2022).
Dirangkum Okezone, Senin (22/8/2022), berikut fakta soal harga BBM subsidi bakal naik minggu ini:
1. Demi Jaga Laju Inflasi
Luhut mengatakan jika laju inflasi akan sangat bergantung pada kenaikan solar dan pertalite yang masih disubsidi pemerintah.
Dia juga meminta masyarakat untuk bersiap untuk kemungkinan adanya kenaikan harga BBM. Pasalnya, pemerintah juga harus menekan terus meningkatnya beban subsidi di APBN.
"Karena bagaimanapun, tidak bisa kita pertahankan demikian. Jadi tadi, mengurangi pressure (tekanan) ke kita karena harga crude oil (minyak mentah) naik, itu kita harus siap-siap," pintanya.
2. Tanggapan Pertamina
PT Pertamina (Persero) masih menunggu arahan dari pemerintah perihal kenaikan harga BBM pada minggu depan.
Diketahui, Presiden Jokowi akan mengumumkan kenaikan harga BBM pada minggu depan.
"Kami masih menunggu arahan dari Pemerintah," kata Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga, Irto Ginting kepada Okezone, Jakarta, Jumat (19/8/2022).
Kemudian, saat ditanya besaran kenaikan harga BBM, pihaknya menyerahkan semuanya kepada pemerintah. Pertamina sebagai badan usaha hanya melakukan penugasan.
"Karena penentuan harga merupakan kewenangan dari regulator," kata Irto.
3. Usulan Harga Pertalite Jadi Rp10.000/Liter
Direktur Eksekutif Energy Watch, Mamit Setiawan menilai, kenaikan harga Pertalite yang cukup pas dan tidak memberatkan masyarakat adalah Rp10.000 per liter. Saat ini harga Pertalite dijual Rp7.650 per liter dan harga keekonomiannya mencapai Rp13.150 per liter.
"Untuk harga yang pas saya kira jika benar-benar dinaikkan ada di angka Rp10.000 per liter untuk Pertalite," kata Mamit saat dihubungi.
Sementara untuk harga solar subsidi, Mamit mengusulkan naik menjadi Rp8.500 per liter dari harga sebelumnya Rp5.150 per liter.
"Kenaikan ini buat saya cukup rasional dan tidak terlalu membebani bagi masyarakat. Inflasi saya kira tidak akan terlalu tinggi karena kenaikan ini. Mudah-mudahan masih di bawah 1% dari kenaikan BBM subsidi ini," ujar Mamit.
Dia menilai kenaikan harga BBM ini pastinya akan memberikan ruang fiskal bagi pemerintah dalam mengatur keuangan APBN.
4. Dampak Jika BBM Naik
Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira meminta pemerintah untuk mencermati dampak kenaikan harga BBM jenis Pertalite ke masyarakat, khususnya masyarakat miskin.
"Apa kondisi masyarakat miskin saat ini siap hadapi kenaikan harga BBM, setelah inflasi bahan pangan (volatile food) hampir sentuh 11% secara tahunan per Juli 2022?" kata Bhima saat dihubungi.
Dia menjelaskan kalau masyarakat miskin, kelas menengah juga akan rentan terdampak kenaikan harga BBM jenis Pertalite dan solar.
"Mungkin sebelumnya mereka kuat beli Pertamax, tapi sekarang mereka migrasi ke Pertalite dan kalau harga Pertalite juga ikut naik maka kelas menengah akan korbankan belanja lain," ujar Bhima.
"Yang tadinya bisa belanja baju, mau beli rumah lewat KPR, hingga sisihkan uang untuk memulai usaha baru akhirnya tergerus untuk beli bensin," sambungnya.
Menurut Bhima, dampak lainnya dari penurunan daya beli ini juga imbas kenaikan harga BBM membuat permintaan industri manufaktur bisa terpukul, serapan tenaga kerja bisa terganggu.
"Dan target-target pemulihan ekonomi pemerintah bisa buyar," ucapnya.
5. Wapres Ikut Buka Suara
Wakil Presiden (Wapres) Ma’ruf Amin mengungkapkan bahwa rencana kenaikan harga BBM subsidi pekan depan masih dibahas secara matang. Belum diputuskan naik atau tidak.
“Masih dalam pembahasan, apakah akan dinaikkan apa tidak,” tegasnya Minggu (21/8/2022).
Dia memastikan jika harga BBM naik tentu ada tujuannya supaya subsidi bisa terus berlanjut.
Dia menambahkan beban subsidi negara untuk BBM cukup besar hingga Rp200 triliun.
“Kalau ada kenaikan-kenaikan (harga BBM) lagi, ini memang supaya kita subsidi ini bisa sustain, bisa terus berlanjut. Ini yang masih terus difikirkan, jadi masih dalam penggodokan,” katanya.
6. Harga Pertalite Sebenarnya
Harga BBM subsidi, Pertalite dan Solar yang dijual sekarang bukanlah harga keekonomian atau sebenarnya.
"Kita lihat harga keekonomian Pertamax Rp15.150 per liter. Namun kita masih memberikan harga eceran Rp12.500 per liter. Demikian juga Pertalite, harga keekonomiannya Rp13.150 per liter, ecerannya masih Rp7.650 per liter," ujar Menko Airlangga.
(Zuhirna Wulan Dilla)