JAKARTA - Pemerintah akhirnya resmi menaikkan harga BBM.
Pakar Kebijakan Publik Narasi Institute Achmad Nur Hidayat menilai bahwa kenaikan harga BBM bersubsidi dari Rp7.600 menjadi Rp10.000 rupiah per liter sangat amat memberatkan kehidupan rakyat.
Kenaikan harga BBM ini pasti akan langsung disusul kenaikan berbagai harga komoditas kehidupan lainnya.
"Langkah pemerintah ini sungguh amat kejam di tengah kondisi masyarakat yang berada di bawah himpitan ekonomi yang sulit dan daya beli yang masih sangat rendah pemerintah dengan teganya justru menaikkan harga BBM. Padahal kondisi saat ini dimana harga minyak dunia sedang turun mestinya pemerintah masih dapat menunda kenaikan harga BBM ini," ujar Achmad di Jakarta, Minggu(4/9/2022).
BACA JUGA:Harga BBM Naik, Bakal Pengaruhi Besaran UMP 2023?
Menurutnya, kenaikan BBM itu dilakukan pada waktu yang tidak tepat karena akan berdampak pada kenaikan harga berbagai bahan pangan dan kebutuhan masyarakat lainnya.
"Dan masyarakat saat ini tidak siap dengan berbagai kenaikan tersebut. Masyarakat Indonesia bak sudah jatuh lalu tertimpa tangga akibat kenaikan harga BBM ini. Akibat dari Pandemi yang menghantam ekonomi masyarakat belum usai, kini masyarakat harus dihadapkan pada berbagai kenaikan harga. Pemerintah telah benar-benar menciptakan penderitaan bagi masyarakat," jelanya.
Dampak kenaikan BBM ini Indonesia terancam stagflasi.