JAKARTA - Harga batu bara global makin mahal dan terus mengalami kenaikan. Harga batu bara naik imbas krisis energi sejak agresi militer Rusia meledak di Ukraina.
Serangkaian sanksi barat terhadap Rusia semakin membuat harga energi melambung, sekaligus mendongkrak permintaan energi fosil. Di bursa berjangka ICE Newcastle kontrak Oktober, harga batu bara sempat menyentuh USD463 per ton, kendati mengalami koreksi 2,7% di USD451,25 per ton per sesi siang, Rabu (7/9/2022).
Komisaris Utama PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) Arcandra Tahar mengatakan lonjakan harga komoditas energi baik minyak, gas, hingga batu bara menjadi sebab utama yang membuat harga komoditas lain menjadi lebih mahal.
"Tak dapat dipungkiri bahwa akar dari lonjakan inflasi di dunia berawal dari naiknya harga energi seperti migas dan batu bara, yang kemudian diikuti oleh naiknya harga komoditi lain," kata Arcandra di media sosialnya.
Gejolak harga batu bara yang diharapkan dapat dikurangi penggunaannya untuk pembangkit listrik (thermal coal), maupun untuk industri pengolahan (coking coal) dinilai semakin tinggi kebutuhannya.
Hal ini dianggap justru membebani upaya pengurangan emisi gas buang akibat penggunaan energi kotor ini. Ancandra merinci harga batu bara untuk kalori 6.000 kcal/kg NAR, FOB Newcaslte Australia telah berada di atas USD400 per ton untuk pengiriman di kuartal ketiga tahun ini.
"Dapat dibayangkan ongkos yang ditanggung oleh pembeli batu bara, kemudian diteruskan ke konsumen lewat naiknya harga energi yang berakibat pada inflasi di negara tersebut," pungkasnya.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)