Adapun penerapan metode kerja dan teknologi Building Information Modelling (BIM), Bekisting spillway menggunakan Steel Formwork khusus dan penggunaan Hydroseding (sebagai penahan tanah) yang digunakan untuk mempercepat proses pembangunan, sehingga hasil pembangunan dapat segera dimanfaatkan oleh masyarakat.
"Banyaknya pengalaman pembangunan bendungan yang dimiliki oleh perusahaan serta penerapan digitalisasi konstruksi, kami optimis dapat menyelesaikan tugas dengan tepat waktu, tepat biaya dan tepat mutu,” kata dia.
Sebelumnya, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) telah mengalokasikan anggaran senilai Rp 14,20 triliun untuk pembangunan bendungan dan danau pada 2023. Hal ini disampaikan oleh Direktur Jenderal Sumber Daya Air Kementerian PUPR, Jarot Widyoko dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama komisi V DPR beberapa waktu lalu.
“Target utama dengan adanya alokasi dana sebesar 14,20 triliun akan dipergunakan untuk lanjutan pembangunan 23 bendungan, 13 di antaranya telah selesai, sedangkan 10 bendungan lainnya masih akan lanjut ke tahun anggaran 2023,” kata Jarot.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)