Untuk itu, ia merekomendasikan pembagian dana investasi sebesar 50% dalam bentuk uang tunai, sebesar 25% diinvestasikan pada instrumen minim risiko, dan 25% untuk berinvestasi saham.
“Ketika IHSG ada pembalikan arah, baru bisa ditingkatkan lagi untuk invetsasi di saham,” kata dia.
Selain itu, investor diimbau untuk lebih selektif dalam memilih sektor untuk portofolio investasinya. Ia menyarankan sektor konsumer dan telekomunikasi untuk menjadi pilihan investasi saat ini.
“Sektor tersebut masih aman karena sudah menjadi kebutuhan sehari-hari. Permintaan juga akan tetap ada, sehingga kinerja perseroan tidak terpengaruh,” pungkasnya.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)