Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

BI Proyeksi Inflasi Melandai di Kuartal III-2023

Kurniasih Miftakhul Jannah , Jurnalis-Sabtu, 01 Oktober 2022 |19:13 WIB
BI Proyeksi Inflasi Melandai di Kuartal III-2023
BI yakin inflasi inti akan melandai tahun depan (Foto: Okezone)
A
A
A

BALI - Bank Indonesia (BI) memproyeksi inflasi melandai di kuartal III-2023. BI yakin inflasi inti akan kembali ke kisaran target yakni 3% plus minus 1%.

"Kami yakini dengan langkah-langkah stabilisasi yang kami lakukan saat ini paling tidak pada triwulan III-2023 nantinya inflasi inti akan kembali ke kisaran sasaran," kata Direktur Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter BI Wahyu Agung Nugroho dilansir dari Antara, Sabtu (1/10/2022).

Inflasi Agustus 2022 tercatat sebesar 4,69% (yoy) seiring dengan meningkatnya inflasi kelompok harga diatur pemerintah atau administered prices yang sebesar 6,84% (yoy) dan inflasi inti yang menjadi 3,04% (yoy) dibandingkan bulan sebelumnya 2,86% (yoy).

Tekanan inflasi diperkirakan meningkat didorong oleh penyesuaian harga bahan bakar minyak (BBM) subsidi di tengah masih tingginya harga energi dan pangan global.

Inflasi inti dan ekspektasi inflasi diprediksi meningkat akibat dampak lanjutan atau second round effect dari penyesuaian harga BBM dan menguatnya tekanan inflasi dari sisi permintaan.

Berbagai perkembangan tersebut diperkirakan mendorong inflasi tahun 2022 melebih batas atas sasaran 3% plus minus 1%. Pada akhir 2022, BI memperkirakan inflasi inti dapat mencapai 4,6% (yoy).

Oleh karena itu, diperlukan sinergi kebijakan yang lebih kuat antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah dengan BI, baik dari sisi pasokan maupun sisi permintaan untuk memastikan inflasi kembali ke sasarannya.

Wahyu menyampaikan, salah satu masalah yang sekarang sedang berusaha untuk diselesaikan adalah tekanan inflasi dari sisi inflasi pangan melalui Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (Gernas PIP).

Gernas PIP menjadi langkah komitmen bersama untuk mengoptimalkan langkah-langkah pengendalian inflasi dari sisi suplai dan mendorong produksi guna mendukung ketahanan pangan secara integratif, masif, dan berdampak nasional.

"Ini sudah kita implementasikan di banyak daerah dan hasilnya seperti kita lihat inflasi volatile food pada September sudah mulai menurun dibandingkan sebelumnya. Yang dulunya double digit sekarang sudah 8% dan harapannya nanti inflasi volatile food ini bisa turun sampai 6% atau bahkan 5%," ujar Wahyu.

(Kurniasih Miftakhul Jannah)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement