JAKARTA - PT Freeport Indonesia (PTFI) mencatat produksi 200.000 ton bijih setiap harinya dari operasi Tambang Grasberg, Distrik Tembagapura, Mimika, Papua, Indonesia.
Chairman of the Board and CEO Freeport McMoRan Richard C. Adkerson mengatakan, kegiatan tambang bawah tanah belakangan menjadi fokus baru Freeport Indonesia setelah operasi di tambang terbuka atau open pit dipensiunkan untuk reklamasi bekas wilayah kerja.
“Kami menggunakan teknologi penambangan paling mutakhir di dunia untuk memproses 200.000 bijih setiap harinya dari operasi tambang bawah tanah,” kata Richard saat memberi orasi ilmiah di Institut Teknologi Bandung (ITB), Bandung, Rabu Kamis (6/10/2022).
Lewat teknologi mutakhir itu, PTFI saat ini dapat melakukan kegiatan penambangan jarak jauh dan efisien yang belakangan turut meningkatkan produktifitas tambang perseroan. Adapun, ruang kontrol berjarak sekitar 8 kilometer dari posisi alat berat di dalam terowongan.
Alat berat yang dikendalikan dari jarak jauh adalah loaders (30 persen), pemecah batu (100 persen) dan kereta listrik pengangkut material tambang (100 persen). Setiap kereta angkut itu mengangkut sekitar 300 ton bijih per perjalan atau setara dengan satu truk angkut permukaan.
“Kami menggunakan teknologi penambangan yang mutakhir dengan data analitik dan komputasi robotik untuk memperluas jangkauan penambangan kita di bawah tanah,” tuturnya.
Follow Berita Okezone di Google News