JAKARTA - Harga minyak dunia kembali meroket. Kenaikan harga minyak dunia ditopang keputusan OPEC+ menyetujui pengurangan produksi besar-besaran sejak pandemi Covid-19.
OPEC dan sekutunya memutuskan mengurangi produksi sebesar 2 juta barel per hari mulai November.
Hal ini membuat harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman November terdongkrak USD1,24 atau 1,4% menjadi USD87,76 per barel di New York Mercantile Exchange. WTI mencapai posisi tertinggi USD88,42 per barel selama sesi, tertinggi sejak 15 September.
Â
Minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Desember bertambah USD1,57 atau 1,7% menjadi USD93,37 barel di London ICE Futures Exchange. Brent mencapai tertinggi sesi di USD93,96 per barel, level tertinggi sejak 15 September.
Dengan kenaikan harga minyak dunia, harga pertalite tidak jadi turun?
Direktur Executive Energy Watch Mamit Setiawan mengatakan, peluang penurunan harga pertalite untuk saat ini sangat kecil. Hal ini mengacu pada tren kenaikan harga minyak dunia.
"Pergerakan harga minyak dunia saat ini cenderung naik. Apalagi jelang musim dingin, Natal serta Tahun Baru kebutuhan akan energi pasti mengalami peningkatan," kata Mamit kepada Okezone, Jakarta, Kamis (6/10/2022).
 BACA JUGA: Dibilang Boros, Kementerian ESDM Uji Sampel Pertalite di SPBU-SPBU Jakarta
Selain itu, Mamit mengatakan, sampai saat ini harga pertalite masih jauh dari harga keekonomian.
"Hal ini karena memang belum masuk ke harga keekonomian. Masih ada beban kompensasi yang harus ditanggung pemerintah," ujar Mamit.
Â
Baca Juga: BuddyKu Fest: Challenges in Journalist and Work Life Balance Workshop
Follow Berita Okezone di Google News