NEW YORK - Risiko resesi global meningkat. Kepala Eksekutif JPMorgan Chase & Co Jamie Dimon pun menilai Amerika Serikat dan ekonomi dunia dapat mengarah ke resesi pada pertengahan tahun depan.
Menurutnya, Inflasi yang tidak terkendali, kenaikan suku bunga yang besar, invasi Rusia ke Ukraina dan efek yang tidak diketahui dari kebijakan pengetatan kuantitatif Federal Reserve adalah indikator terjadinya potensi resesi.
Baca Juga: Harga Minyak Anjlok, Ancaman Resesi Bikin Permintaan Bahan Bakar Berkurang
"Ini adalah hal-hal yang sangat, sangat serius yang menurut saya kemungkinan akan mendorong AS dan dunia, maksud saya, Eropa sudah dalam resesi dan mereka kemungkinan akan menempatkan AS dalam semacam resesi enam hingga sembilan bulan dari sekarang," kata Dimon, dikutip dari Antara, Selasa (11/10/2022).
Komentarnya datang ketika bank-bank besar AS akan melaporkan pendapatan kuartal ketiga mereka. Sejauh tahun ini, indeks acuan S&P 500 telah kehilangan sekitar 24 persen, dengan ketiga indeks utama AS diperdagangkan di wilayah pasar bearish.
Baca Juga: Wall Street Berakhir Turun, Nasdaq Sentuh Level Terendah
Dimon mengatakan S&P 500 bisa turun 20% lagi dari level saat ini, dengan penurunan 20 persen berikutnya kemungkinan akan jauh lebih menyakitkan daripada yang pertama.
Awal tahun ini, Dimon telah meminta investor untuk bersiap menghadapi "badai" ekonomi, dengan JPMorgan, bank investasi terbesar AS, menangguhkan pembelian kembali saham pada Juli setelah meleset dari ekspektasi kuartalan Wall Street.
Pada Juni, Goldman Sachs telah memperkirakan 30% peluang ekonomi AS menuju resesi selama tahun depan, sementara para ekonom di Morgan Stanley menempatkan peluang resesi untuk 12 bulan ke depan sekitar 35%.
(Feby Novalius)