"Kita sudah bangun suatu sistem baterai swap yang butuh hanya 1 menit, 1,5 menit. Jadi swap, bayar dan itu 1 liter listriknya masih 40% lebih murah daripada 1 liter bensin karena harus ada biaya investasi untuk swap-nya, kemudian ada membership lain-lain. Jadi tantangannya tidak mudah," terangnya.
Sebagaimana diketahui, Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko mengatakan, penggunaan kendaraan listrik dapat menghemat devisa negara hingga lebih dari Rp 2.000 triliun. Pasalnya, kendaraan listrik tidak menggunakan bahan bakar minyak (BBM) yang harus diimpor.
"Kalau sebelumnya menggunakan kendaraan berbasis BBM yang berasal dari fosil dan mahal karena harus impor, sekarang digantikan kendaraan listrik yang lebih murah dan diproduksi dalam negeri energinya," kata Moeldoko.
"Penghematan devisa negara bisa mencapai dua ribu triliun lebih," imbuh Moeldoko yang juga merupakan pendiri PT Mobil Anak Bangsa Indonesia (MABI), perusahaan otomotif yang bergerak di kendaraan listrik.
Dia melanjutkan, selain untuk mewujudkan capaian target net zero emission pada 2060, konversi kendaraan konvensional ke kendaraan listrik juga menjadi solusi atas persoalan subsidi BBM di APBN. Serta menjadi upaya untuk menghemat devisa, dan menciptakan kemandirian energi nasional.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)