Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Bangun SPBU Jangan Hanya di Kota tapi Daerah Terpencil

Risky Fauzan , Jurnalis-Senin, 17 Oktober 2022 |10:21 WIB
Bangun SPBU Jangan Hanya di Kota tapi Daerah Terpencil
Bisnis SPBU (Foto: Okezone)
A
A
A

Sebagaimana diketahui, langkah pemerintah menaikkan harga BBM bersubsidi seperti Pertalite dan Solar, serta BBM non-subsidi yakni Pertamax, membuat tingkat persaingan di bisnis BBM antara PT Pertamina (Persero) dengan perusahaan swasta seperti salah satunya PT Shell Indonesia kian mendekati seimbang.

Per 3 September 2022, harga Pertalite dari sebelumnya Rp7.650 per liter kini naik menjadi Rp10.000 per liter. Kemudian, harga solar subsidi dari Rp5.150 per liter naik menjadi Rp6.800 per liter. Selanjutnya, harga Pertamax nonsubsidi dari Rp12.500 per liter naik menjadi Rp14.500 per liter.

Presiden Direktur dan Country Chair Shell Indonesia Ingrid Siburian mengatakan, penyesuaian harga BBM oleh Pertamina, cukup berpengaruh terhadap peningkatan penjualan BBM milik Shell.

“Ada tren positif dari penyesuaian harga itu [BBM Pertamina], karena dilihat dari meningkatnya volume kendaraan yang datang ke SPBU kami. Tapi ini kan masih baru, September lalu. Jadi kalau ditanya dampaknya secara menyeluruh kita perlu monitor dulu tapi kita lihat ada tren positif,” kata Ingrid.

Dia mengatakan, dalam menetapkan harga jual BBM, Shell memiliki sejumlah faktor dan indikator. Salah satunya harga minyak mentah di pasar global melalui Mean Oil Platt Singapore (MOPS) yang merupakan harga rerata transaksi jual beli pada bursa minyak di Singapura.

“Kami, juga lihat fluktuasi nilai tukar mata uang, pajak, cukai, biaya distribusi, konstanta dari pemerintah. Semua itu kita masukkan jadi dasar dari harga jual bahan bakar kita,” ungkapnya.

(Taufik Fajar)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement