“Keberlanjutan program konversi dapat berjalan dengan baik dengan memastikan stok LPG, melalui OVOO saat ini sudah 95 persen kelurahan atau desa dilayani setidaknya satu outlet LPG. Harapannya, program dan paket konversi ini dapat berkelanjutan dan terus memberikan manfaat besar bagi nelayan dan petani di Indonesia,” lanjutnya.
Sebelumnya, Direktur Jenderal Migas Kementerian ESDM, Tutuka Ariadji mengatakan sejak 2016 hingga 2021, pemerintah telah menyalurkan 85.000 lebih paket konverter kit pada nelayan. Untuk petani, sejak 2019 sudah disalurkan 14.000 lebih paket konverter kit.
Sementara itu, Ketua Komisi VII DPR, Sugeng Soeparwoto mengatakan dengan konversi BBM menjadi LPG maka akan jauh lebih hemat dan energi yang lebih bersih serta mengurangi pencemaran.
“Dari laporan, 1 tabung LPG 3 Kg setara setidaknya 7 liter BBM, jelas sangat menghemat. Di sisi lingkungan emisi gas juga lebih kecil. Penghematan sekecil apapun harus dilakukan dan didukung, supaya nelayan dan petani lebih sejahtera,” tutur Sugeng.
(Zuhirna Wulan Dilla)