Bahkan, BUMN memiliki kontribusi hingga 25% sebagai penggerak bursa.
Performa BUMN itu, lanjut Erick, membuat pihak BEI antusias bisa bekerja sama dengan perusahaan negara.
Di lain sisi, rasio utang terhadap modal BUMN juga terus mengalami penurunan.
Erick mengatakan rasio utang terhadap modal pada 2020 mencapai 38,6%, kemudian turun menjadi 36,2%, dan 2022 yang turun hingga 34%.
"Artinya kadang ada persepsi BUMN ini ada utang, tetapi ketika dikonsolidasikan ini sehat," kata dia.
Adapun laba konsolidasi perusahaan pelat merah hingga kuartal III/2022 mencapai Rp155 triliun (belum diaudit).
Erick mengatakan laba konsolidasi BUMN menjadi bukti transformasi BUMN yang menghasilkan kinerja positif dan berkontribusi besar pada makro ekonomi nasional.
"Capaian dan kontribusi ini menjadi bukti adanya konsolidasi, efisiensi, dan fokus pembangunan ekosistem di BUMN," tutur dia.
(Zuhirna Wulan Dilla)