JAKARTA - Bulog membantah data stok beras di penggilingan mencapai 610.632 ton. Bantahan itu menyusul surat Dirjen Tanaman Pangan Kementerian Pertanian (Kementan) kepada pada Direktur Utama Bulog, Budi Waseso atau Buwas.
Adapun isi surat tersebut menjelaskan, data kesiapan penggilingan di 24 provinsi yang memasok beras ke Bulog sebesar 610.632 ton dan berlaku hingga akhir Desember 2022.
Dirut Bulog Budi Waseso menegaskan bahwa pihaknya telah melakukan pengecekan langsung ke lapangan. Pengecekan difokuskan dilakukan pada penggilingan yang sudah menyepakati kontrak dengan BUMN Pangan tersebut.
Baca Juga:Â Cerita Bos Bulog 'Dikadalin' soal Harga Beras, Ini Faktanya
Sebagian besar penggilingan sesuai dengan data Kementerian Pertanian dan sudah dicek langsung hingga disepakati kontrak kerjasamanya. Namun, Buwas mengungkapkan bahwa jumlah beras yang diminta pihaknya tidak disanggupi penggilingan.
"Tentunya sebagian besar saya sudah kontrak beberapa dengan yang ada di data itu (penggilingan). Jadi pengecekan itu yang kita dapat data banyak, tapi sementara dia itu tidak berani kontrak sebanyak itu (beras) dengan Bulog. Jadi kita cek ulang, tapi kita hadirkan semua, supaya tahu, jangan-jangan dia yang bohong," ungkap Buwas, Rabu (7/12/2022).
Baca Juga:Â Tenang, Kementan Siap Pasok 600.000 Ton Beras ke Bulog
Buwas menjelaskan, pihaknya berpedoman pada data Badan Pusat Statistik (BPS). Berdasarkan data tersebut, total realisasi gabah atau beras Bulog hingga 5 Desember 2022 sebesar 954.462 ton. Namun, jumlah ini sudah berkurang karena adanya operasi pasar yang dilakukan perusahaan.
Pengadaan ini termasuk realisasi dengan fleksibilitas harga yang ditentukan sebesar Rp8.800 per kilogram (Kg) hingga 5-17 Oktober, di mana pada waktu itu Bulog bisa menyerap hingga 44.997 ton.
"Realisasi pengadaan setara beras setelah pencabutan, mohon izin waktu itu kami menyarankan waktu itu dicabut fleksibilitas setelah, ternyata fleksibilitas itu justru mengerek harga beras dan kita juga akhirnya tidak bisa menyerap beras yang kita butuhkan di lapangan, sehingga waktu itu dicabut, sehingga kita sikapi dengan harga komersial," katanya.
Baca Juga: BuddyKu Fest: Challenges in Journalist and Work Life Balance Workshop
Follow Berita Okezone di Google News