Share

APBN Catat Defisit Rp237,7 Triliun per 14 Desember 2022

Noviana Zahra Firdausi, Okezone · Selasa 20 Desember 2022 17:19 WIB
https: img.okezone.com content 2022 12 20 320 2730930 apbn-catat-defisit-rp237-7-triliun-per-14-desember-2022-WwitJz4OTz.jpg Menteri Keuangan Sri Mulyani (Foto: Okezone)

JAKARTA - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengatakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) mencatat defisit Rp237,7 triliun atau 1,22% dari produk domestik bruto (PDB) per 14 Desember 2022.

Realisasi defisit tersebut jauh lebih kecil dari target akhir tahun ini yang sebesar Rp840,2 triliun atau 4,5% PDB dan dari realisasi periode sama tahun lalu yang senilai Rp617,4 triliun atau 3,64% PDB.

"Defisit ini menggambarkan APBN menjadi sehat kembali," ujar Sri Mulyani dalam konferensi pers "APBN KITA Desember 2022" secara daring di Jakarta, Selasa.

Ia menjelaskan defisit kas negara berjalan sesuai jalur, seiring akselerasi belanja negara dan pendapatan negara yang tumbuh signifikan. Adapun belanja negara per 14 Desember 2022 mencapai Rp2.717,6 triliun dan pendapatan negara mencapai Rp2.579,9 triliun.

Belanja negara tercatat tumbuh 11,9% dibanding periode sama tahun sebelumnya (year-on-year/yoy) sebesar Rp2.429,4 triliun, yang terdiri dari belanja pemerintah pusat Rp1.967,9 triliun atau naik 16,2% (yoy) dan transfer ke daerah Rp749,7 triliun atau 1,9% (yoy).

Secara perinci, belanja negara terdiri dari belanja kementerian/lembaga sebesar Rp954,4 triliun atau terkontraksi 6,7% (yoy) dan belanja non kementerian/lembaga sebanyak Rp1.013,5 triliun atau naik 51% (yoy).

Follow Berita Okezone di Google News

Sri Mulyani menjelaskan tingginya realisasi belanja non kementerian/lembaga disebabkan besarnya pengeluaran untuk subsidi dan kompensasi untuk masyarakat, yakni senilai masing-masing Rp206,9 triliun dan Rp268,1 triliun.

"Kondisi ini menggambarkan APBN bekerja sangat keras melindungi masyarakat melalui belanja kementerian/lembaga dan non kementerian/lembaga," tambahnya.

Sementara itu, lanjut dia, realisasi pendapatan negara tercatat tumbuh 36,9% (yoy) dari Rp1.812 triliun, yang meliputi penerimaan perpajakan Rp1.927,4 triliun atau tumbuh 38,1 persen (yoy) dan penerimaan negara bukan pajak (PNBP) Rp551,1 triliun atau naik 33,2% (yoy).

Adapun penerimaan perpajakan meliputi penerimaan pajak Rp1.634,4 triliun atau tumbuh 41,9% (yoy) serta kepabeanan dan cukai Rp293,1 triliun atau naik 20 persen (yoy).

Dengan defisit yang rendah, Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini menyebutkan realisasi pembiayaan anggaran pun turun drastis sebesar 28,5% menjadi Rp469,8 triliun dari Rp656,8 triliun.

Keseimbangan primer tercatat Rp129 triliun atau turun 145%  (yoy) dari minus Rp286,7 triliun, serta terdapat sisa lebih pembiayaan anggaran (SiLPA) Rp232,2 triliun.

1
2
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis Okezone.com tidak terlibat dalam materi konten ini.

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini