JAKARTA - Kemeterian Pekejaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menargetkan investasi asing di bidang jalan tol tahun depan tembus Rp40 triliun.
Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Danang Parikesit mengatakan bisnis usaha jalan tol baru mencapai Rp20 triliun yang mayoritas bersumber dari penyertaan atau akusisi.
"Kalau yang sekarang kurang dari Rp20 triliun penyertaan modal mereka (investor asing), harapan kita bisa tahun depan 2 kalinya dari sekarang," ujar Danang di Ritz-Carlton, Jakarta, Rabu (21/12/2022).
BACA JUGA:PUPR Tawarkan Investor Garap Proyek Saluran Irigasi Senilai Rp3,24 Triliun
Danang menyebut peningkatan pencarian investor dari luar negeri itu juga dikarenakan bank-bank pemerintah saat ini juga tengah sibuk mendanai proyek-proyek di luar jalan tol.
"Makanya kita ingin buka kesempatan bagi bank-bank asing untuk masuk ke kita," jelasnya.
Dia mengaku optimis target tersebut bisa dicapai melihat banyaknya proyeksi jalan tol yang akan diakuisisi oleh investor asing melalui Indonesia Investment Authority (INA) atau badan usaha lain untuk tahun depan.
Beberapa investor asing yang sudah melirik untuk melakukan investasi dalam usaha jalan tol seperti dana pensiun luar negeri seperti dari Kanada, Belanda, dan juga investor dari Hongkong yakni Road King Expressway (RKE).
"Tahun depan kemungkinan akan ada banyak akuisisi yang internasional juga masuk selain melalui INA partner-partnernya masih dalam negosisasi badan usaha, kita sudah bicarakan seperti RKE, Kanada mau naikkan portofolio ke Indonesia harapannya bisa dua kalinya yang sekarang," lanjutnya.
Sementara untuk mengakali tenor pinjaman asing yang jauh lebih rendah jika dibandingkan dengan perbankan dalam negeri, Danang menyiapkan skema take out financing.
"Di jalan tol butuh pinjamannya 15-20 tahun sedangkan bank-bank asing mereka 5 tahunan, tapi setelah 5 tahun ini ada yang ganti. Nah ini kan kita ada jaminan IIF sama SMI untuk take out financing," pungkasnya.
(Zuhirna Wulan Dilla)