JAKARTA - Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) pada 2023 bakal fokus untuk melakukan penggabungan atau merger dibandingkan penghapusan perusahaan-perusahaan pelat merah seperti yang terjadi tahun lalu.
Menteri BUMN Erick Thohir mengungkapkan, hal itu merupakan bentuk efisiensi dalam meningkatkan kinerja perusahaan pelat merah pada industri yang sama.
Dia pun mempertanyakan BUMN yang memiliki hotel, padahal menurutnya mengurus hotel juga tidak mudah.
BACA JUGA:Erick Thohir Bakal Pangkas Lagi Jumlah BUMN Jadi 30
"Kebanyakan kayaknya di tahun-tahun ke depan lebih banyak merger, kemarin kan PPD sama Damri, kita merger. Kenapa, kalau yang industrinya mirip ngapain punya 2 BUMN gitu aja lah," jelasnya saat konferensi pers di kantornya, Jakarta, Senin (2/1/2023).
Ketika ditanya terkait merger Angkasa Pura, Erick mengaku masih dalam tahap penjajakan.
Katanya, penggabungan BUMN harus selalu memperhitungan segala resiko bisnisnya.
"Kalau mau mengerjakan Angkasa Pura, kita harus hitung dulu. Waktu kita merger gimana ke depannya, komplit tidak atau malah memberatkan, gimana airport-airport kecil? Sama kaya dulu Pelindo, nanti ada waktunya kita akan dorong," tutur Erick.
Lebih lanjut, dia juga tidak membenarkan isu merger yang akan membuat terjadinya pengurangan pegawai.
Sebab menurutnya saat ini BUMN terus melalukan penambahan pegawai.
"Kita hanya mau memastikan ngapain sesama BUMN kanibal, dan juga ngapain itu membunuh sektor yang sebenarnya private sektor sudah ada, dan UMKM ada," tukasnya.
(Zuhirna Wulan Dilla)