Share

Harta Orang Kaya Semakin Banyak di Tengah Krisis Pandemi Covid-19, Ini Alasannya

Fayha Afanin Ramadhanti, Okezone · Selasa 03 Januari 2023 07:19 WIB
https: img.okezone.com content 2023 01 03 455 2739044 harta-orang-kaya-semakin-banyak-di-tengah-krisis-pandemi-covid-19-ini-alasannya-YfavLrqIvB.jpg Harta Orang Kaya Naik meski Ada Krisis Pandemi. (Foto: Okezone.com/Freepik)

JAKARTA – Ada miliarder baru yang lahir setiap 30 jam di masa pandemi. Namun hal ini juga mendorong sejuta orang masuk ke dalam kemiskinan.

Menurut Indeks Miliarder Bloomberg, 131 miliarder melipatgandakan kekayaan bersih mereka selama pandemi. Misalnya, pemilik Louis Vuitton Bernard Arnault, dengan kekayaan USD159 miliar atau setara Rp2.473 triliun pada 27 Desember 2022 atau naik sekitar USD60 miliar atau Rp933 triliun dibandingkan dengan awal 2020.

Elon Musk, orang terkaya kedua di dunia dengan kekayaan USD139 miliar mengalami penurunan kekayaan hingga USD50 miliar dari sebelum pandemi. Dan Gautam Adani, miliarder India ini memiliki kekayaan yang meningkat lebih dari sepuluh kali lipat selama pandemi, dari USD10 miliar di awal 2020 menjadi USD110 miliar di akhir tahun 2022.

Baca Juga: Terungkap Ini Sosok Pemilik Coca-Cola

Pada saat yang sama, hampir 97 juta orang jatuh dalam kemiskinan ekstrem dengan penghasilan kurang dari USD1,90 per hari (garis kemiskinan yang ditetapkan Bank Dunia) atau setara Rp29.590.

Dengan demikian tingkat kemiskinan global telah naik dari 7,8% menjadi 9,1%pada akhir 2021. Kini meroketnya inflasi memengaruhi pertumbuhan upah, menggerogoti pendapatan orang-orang di seluruh dunia.

Untuk mengekang kenaikan harga, Bank Sentral di dunia pun mengurangi aliran uang ke perekonomian dengan menaikkan suku bunga dan menarik kelebihan likuiditas. Tapi itu sekali lagi menjadi bumerang bagi para pekerja dengan perusahaan. Para perusahaan teknologi seperti Amazon, Twitter dan Meta hingga bank seperti Goldman Sachs – mengumumkan PHK pada akhir tahun 2022.

Baca Juga: Daftar Terbaru 10 Orang Terkaya Indonesia di 2023

Melansir Al Jazeera, Selasa (3/1/2022), para ekonom mendapat penjelasan mengenai kekayaan orang kaya yang terus bertambah di tengah krisis. Hal ini pun tidak dapat dihindari setiap kali terjadi perlambatan ekonomi.

Jawabannya adalah banyak negara mengadopsi kebijakan seperti keringanan pajak dan insentif keuangan bagi bisnis untuk meningkatkan ekonomi di tengah krisis seperti pandemi.

Bank-bank sentral juga membanjiri ekonomi dengan uang agar lebih mudah meminjamkan dan membelanjakan. Ini membantu orang kaya menumbuhkan uang mereka melalui investasi pasar keuangan. Namun melebarnya ketimpangan adalah hal yang tidak bisa dihindari.

Berikut faktor yang buat harta orang kaya semakin bertambah di tengah krisis:

Ledakan Pasar Saham

Untuk menyelamatkan ekonomi dari kehancuran, bank sentral memangkas suku bunga, sehingga menurunkan biaya pinjaman dan meningkatkan pasokan uang. Mereka juga memompa triliunan dolar ke pasar uang dengan tujuan mendorong perusahaan untuk berinvestasi dalam ekonomi. Bank sentral utama telah berinvestasi lebih dari $11 triliun ke dalam ekonomi global sejak 2020.

"Alih-alih menghasilkan lebih banyak output ekonomi, sejumlah besar pemasukan uang secara tiba-tiba ke dalam sistem keuangan menyebabkan kenaikan dramatis dalam harga aset, termasuk saham, yang menguntungkan orang kaya," ujar , direktur International Inequalities Institute di London School of Economics (LSE), Francisco Ferreira.

Follow Berita Okezone di Google News

Faktor Pra-Pandemi

Yang pasti, ketimpangan pendapatan dan kekayaan telah meningkat sejak 1980-an ketika pemerintah di seluruh dunia mulai menderegulasi dan meliberalisasi ekonomi yang mengundang lebih banyak partisipasi sektor swasta. Ketimpangan pendapatan mengacu pada jurang pendapatan yang dapat dibuang dari si kaya dan si miskin, sedangkan ketimpangan kekayaan berkaitan dengan distribusi aset keuangan, seperti saham atau perumahan.

“Finansialisasi ekonomi khususnya yang menghasilkan banyak pendapatan bagi orang kaya, yang berinvestasi dalam aset keuangan,” kata Dafermos.

“Dan setiap kali krisis ekonomi melanda, respons bank sentral adalah menyelamatkan pasar uang dari keruntuhan karena sangat terkait dengan ekonomi riil. Ini membantu pasar saham dan obligasi berkembang menciptakan lebih banyak kekayaan dan ketidaksetaraan,” tambahnya. 

Inflasi Melanda Negara-negara Berpenghasilan Rendah

Ketika negara-negara mulai melonggarkan pembatasan Covid-19, permintaan konsumen yang meningkat tajam ditambah dengan guncangan pasokan berkontribusi pada inflasi global yang mencapai rekor. Negara telah memaksa bank sentral untuk menghentikan kebijakan mereka yang memungkinkan akses uang menjadi mudah.

Mereka juga mengumumkan kenaikan suku bunga yang tajam. Tujuan mereka sekarang adalah untuk mengurangi permintaan sehingga harga melunak dan, di ekonomi maju seperti Amerika Serikat akan meredakan bursa tenaga kerja.

1
2
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis Okezone.com tidak terlibat dalam materi konten ini.

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini