JAKARTA - Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan, Febrio Kacaribu menyatakan bahwa laju inflasi sedikit meningkat di Desember 2022 yang mencapai 5,51% (yoy), naik dari angka November sebesar 5,42%. Peningkatan ini didorong oleh tekanan kenaikan inflasi inti dan harga diatur pemerintah (administered price).
"Sementara dari sisi harga pangan bergejolak masih melanjutkan tren penurunan," ujar Febrio di Jakarta, dikutip Rabu (4/1/2023).
Inflasi inti tercatat sebesar 3,36% (yoy), meningkat jika dibandingkan bulan sebelumnya yang tercatat di angka 3,30%. Hal ini mencerminkan masih kuatnya konsumsi masyarakat, yang juga tercermin pada kenaikan inflasi beberapa kelompok pengeluaran, seperti perumahan, rekreasi, dan perawatan pribadi, dan jasa lainnya.
Sementara itu, tren penurunan inflasi kelompok pangan bergejolak berlanjut di mana tercatat sebesar 5,61% (yoy), lebih rendah dari inflasi November yang mencapai 5,70%.
"Namun demikian, secara bulanan (mtm) harga pangan mengalami kenaikan seiring dengan perayaan Natal dan Tahun Baru (Nataru) dan masuknya musim penghujan, seperti daging dan telur ayam, serta ikan segar, beras, aneka sayuran antara lain tomat, cabai rawit, dan bayam," ucap Febrio.
Inflasi harga yang diatur pemerintah juga mengalami peningkatan menjadi 13,34% (yoy), naik dari angka di bulan November sebesar 13,01% (yoy), didorong oleh naiknya tarif angkutan, rokok, dan tarif air PAM. Peningkatan tarif angkutan udara dan kereta api terutama didorong oleh permintaan pada masa liburan Nataru.