Share

Potensi Ekonomi Digital RI Tertinggi di ASEAN, tapi Internetnya Lelet

Advenia Elisabeth, MNC Portal · Rabu 04 Januari 2023 13:48 WIB
https: img.okezone.com content 2023 01 04 320 2740001 potensi-ekonomi-digital-ri-tertinggi-di-asean-tapi-internetnya-lelet-fmhTqtxD7B.jpg potensi ekonomi digital (Foto: Shutterstock)

JAKARTA – Potensi ekonomi digital di Indonesia adalah yang tertinggi di ASEAN. Sayangnya potensi tersebut tak bisa dimanfaatkan maksimal karena kecepatan internet di Indonesia lambat alias lelet.

Plt Kepala Bappebti Didid Noordiatmoko mengatakan, seharusnya potensi ini bisa dimanfaatkan sebaik-baiknya.

"Potensi (ekonomi digital Indonesia) lebih tinggi daripada negara-negara lain. Sekali lagi, ini adalah potensi yang bisa kita manfaatkan, tapi justru tantangannya bagaimana kita memanfaatkannya," kata Didid dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu (4/1/2023).

Ia mencatat nilai ekonomi digital Indonesia berdasarkan Gross Merchandise Value (GMV) pada sebesar USD70 miliar. Angka tersebut lebih tinggi dibandingkan GMV Thailand senilai USD30 miliar, Malaysia USD21 miliar, Vietnam USD21 miliar, dan Filipina USD17 miliar.

Di samping itu, dia menyebut Google juga memproyeksikan potensi ekonomi digital Indonesia pada 2025 akan tumbuh mencapai USD146 miliar atau terbesar di Asia Tenggara.

Terlebih, berdasarkan survei sejak 2021 hingga 2022, dari total populasi Indonesia 277 juta jiwa, 72,02%nya menggunakan internet. Kemudian 89,03% dari total populasi Indonesia telah mengakses Internet menggunakan gadget.

Follow Berita Okezone di Google News

Kendati demikian, Didid menjelaskan kecepatan internet di Indonesia sendiri termasuk yang paling rendah dibandingkan negara ASEAN lainnya, yaitu 34,5 Mbps. Angka tersebut lebih rendah dari Filipina 103,3 Mbps, Malaysia 134,4 Mbps, Thailand 254,1 Mbps, dan Singapura 295,0 Mbps.

Maka dari itu, Didid menilai, pemerintah perlu menghadapi tantangan dalam memperbaiki ekosistem digital Indonesia. Pasalnya, potensi ekonomi digital ini dapat berkontribusi pada pengembangan perekonomian Indonesia secara keseluruhan.

Pada kesempatan itu, dia juga mengatakan perdagangan aset kripto dapat menjadi salah satu strategi pemerintah untuk memanfaatkan potensi ekonomi digital ini.

Berdasarkan hasil riset Center of Economics and Law Studies (Celios) yang menunjukan tiga produk investasi utama yang dimiliki oleh mayoritas responden adalah aset kripto sebesar 21,1%, saham 21,7%, dan reksadana 29,8% dengan rata-rata penempatan dana Rp500 ribu sampai Rp1 juta rupiah.

"Perdagangan aset kripto dapat mempercepat, menciptakan, dan mendorong upaya pengembangan ekonomi digital Indonesia pada 2030 mendatang," pungkas Didid.

1
2
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis Okezone.com tidak terlibat dalam materi konten ini.

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini