JAKARTA - Pasar perdagangan aset kripto diselimuti awan gelap pada 2023. Pasar kripto diperkirakan masih akan mengalami tekanan, bahkan diprediksi akan sangat redup pada tahun 2023 ini.
Ketua Umum Asosiasi Pedagang Aset Kripto Indonesia (Aspakrindo), Teguh Kurniawan Harmanda atau akrab disapa Manda mengatakan, pelemahan bukan hanya terjadi di Indonesia, melainkan di negara-negara lain juga terjadi hal yang serupa.
"Jadi 2022 menuju redup. 2023 sangat redup, tapi pada 2024 adanya momentum halving di bitcoin maka tren pergerakannya akan ada di beberapa bulan setelah halving. Jadi historinya, 6 sampai 12 bulan setelah halving harga akan naik,” kata Manda kepada wartawan, dikutip Jumat (6/1/2023).
Untuk diketahui, Bitcoin Halving adalah peristiwa empat tahun sekali di mana reward block dikurangi setengahnya. Halving terhadap reward block ini terjadi setiap 210,000 blok. Peristiwa halving ini hanya akan terjadi saat setengah dari suplai koin sudah berada dalam peredaran.
"Kalau hitungan saya, halving pada Maret atau April 2024 maka pergerakan itu ada enam bulan sebelumnya dan enam bulan setelahnya. Jadi kami tetap menyambut optimis perdagangan kripto di global masih sangat luar biasa animonya,” ujar Manda.
Teguh juga menambahkan, kripto di tahun 2023 juga dalam masa yang sangat winter, berbeda jika dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Pada beberapa tahun sebelumnya misalnya, harga bitcoin sendiri selalu naik setiap tahunnya.
"Apakah 2023 akan lebih tinggi 2022? Ini belum tentu karena kita belum tahu, karena winter banget," jelasnya.
Istilah winter sendiri memiliki maksud penurunan drastis pada suatu aset atau nilai. Dalam hal kripto, harga di pasar secara drastis dan berkepanjangan.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)