Share

Para Menkeu hingga Bos Bank Sentral Gigit Jari Gegara Inflasi, Sri Mulyani: Mereka Terkejut

Michelle Natalia, MNC Portal · Senin 09 Januari 2023 11:47 WIB
https: img.okezone.com content 2023 01 09 320 2742691 para-menkeu-hingga-bos-bank-sentral-gigit-jari-gegara-inflasi-sri-mulyani-mereka-terkejut-cJ1OtCKZhy.jpg Sri Mulyani. (Foto: Okezone)

JAKARTA - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengatakan bahwa fenomena kenaikan inflasi yang terburuk dalam 40 tahun terakhir ini membuat para pembuat kebijakan, khususnya menteri keuangan dan bos bank sentral menjadi khawatir.

Sebelumnya, para ekonom dan bankir dunia memprediksi bahwa lonjakan inflasi yang terjadi hanya bersifat temporary (sementara).

Tapi kenyataannya, inflasi ini justru semakin memicu permintaan kenaikan gaji atau upah.

"If you expect the economy to move again, then you have to pay higher. Itu yang sebetulnya paling dikhawatirkan para policy makers dari sisi moneter," ucap Sri dalam CEO Banking Forum yang digelar IBI di Jakarta, Senin (9/1/2023).

 BACA JUGA:Sri Mulyani Sebut 2023 Jadi Tahun yang Menarik, Ini Alasannya

Contohnya permasalahan kontainer di logistik, dalam waktu 3 tahun itu, ada kontainer yang di Eropa, ada yang di AS, ada yang di Asia, ada di Tanjung Priok.

"Karena 3 tahun tidak ada traffic, demand di mana, suplai di mana, kontainer di mana begitu semua dirangkai, sampai di pelabuhan ternyata tidak ada supir truk yang mau mengangkutnya karena mereka hanya mau menyupiri kalau dibayar dengan tarif yang jauh lebih mahal," ungkap Sri.

Padahal, sebelumnya confidence sudah meningkat karena adanya vaksinasi dan kegiatan ekonomi sudah mulai berjalan.

Follow Berita Okezone di Google News

Ternyata tidak semuanya kembali secara halus dan lancar.

"Karena manusia itu tidak bisa seperti listrik yang bisa di-on dan off. Sehingga ketika aktivitas terjadi tapi sisi suplai belum ada, restoran dibuka, tapi rekrutmen pelayannya tidak terjadi dengan gampang, toko-toko dibuka, pelayannya tidak cukup, barangnya masih stranded," ucap Sri.

Fenomena ini pun yang memicu peningkatan jumlah barang, jumlah permintaan, jumlah jasa hingga kenaikan gaji.

"Itu, fenomena yang to be very honest, di negara-negara maju, para policy makers taken aback. Mereka surprised dengan situasi itu," pungkasnya.

1
2
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis Okezone.com tidak terlibat dalam materi konten ini.

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini