JAKARTA - Harga minyak melonjak sekitar tiga persen ke level tertinggi satu minggu pada akhir perdagangan Rabu (Kamis pagi WIB), didorong harapan prospek ekonomi global yang lebih baik dan kekhawatiran atas dampak sanksi terhadap produksi minyak mentah Rusia melebihi kejutan besar yang terjadi pada stok minyak mentah AS.
Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Februari terangkat 2,29 dolar AS atau 3,05 persen, menjadi menetap di 77,41 dolar per barel di New York Mercantile Exchange.
Harga minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Maret bertambah 2,57 dolar Amerika Serikat (AS) atau 3,21 persen, menjadi ditutup pada 82,67 dolar AS per barel di London ICE Futures Exchange.
Kedua harga acuan tersebut mencapai level tertinggi sejak 30 Desember, dengan WTI naik untuk hari kelima berturut-turut untuk pertama kalinya sejak Oktober, dan Brent naik untuk hari ketiga berturut-turut untuk pertama kalinya sejak Desember.
Ekuitas global naik di tengah harapan bahwa angka inflasi dan laba perusahaan AS yang akan dirilis pada Kamis akan menunjukkan ekonomi yang tangguh dan menghasilkan laju kenaikan suku bunga yang lebih lambat.
Jika inflasi datang di bawah ekspektasi, itu akan mendorong dolar lebih rendah, kata analis, yang dapat meningkatkan permintaan minyak karena membuat minyak mentah lebih murah bagi pembeli yang memegang mata uang lain.