JAKARTA - Harga minyak naik di akhir perdagangan Selasa. Selama perdagangan, harga minyak berfluktuasi setelah pertumbuhan ekonomi China secara tahunan melemah.
Minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Maret ditutup naik USD1,46 atau 1,7% menjadi USD85,92 per barel. Sedangkan Minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS untuk pengiriman Februari terangkat 32 sen atau 0,4% menjadi USD80,18 per barel.
Baca Juga:Â Harga Minyak Turun 1,3%, Brent Dibanderol USD84,2/Barel
Produk Domestik Bruto China mencapai 3,0% sepanjang 2022 atau meleset dari target 5,5%. Hal ini menandai kinerja terburuk kedua sejak 1976. Tetapi data tersebut masih mengalahkan perkiraan para analis setelah China membatalkan kebijakan nol-Covid pada Desember.
"China membuat yang terbaik dari data ekonomi mereka, dan adil untuk mengatakan itu bisa menjadi lebih buruk," kata Direktur Energi Berjangka Mizuho, Bob Yawger, dikutip dari Antara, Rabu (18/1/2022).
Baca Juga:Â Harga Minyak Dunia Naik Usai Perbatasan China Dibuka Kembali
Namun, manufaktur negara bagian New York mengalami kontraksi tajam pada Januari karena pesanan jatuh dan pertumbuhan lapangan kerja terhenti, dan sedikit perbaikan diharapkan selama enam bulan ke depan, menurut survei Federal Reserve pada Selasa (17/1/2023).
"Pertanyaannya adalah bagaimana Federal Reserve menanggapi kinerja ekonomi yang beragam," kata Mitra Again Capital LLC, John Kilduff.
Follow Berita Okezone di Google News