JAKARTA - Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengaku heran terkait adanya fenomena impor beras yang dilakukan Bulog pada akhir 2022 lalu.
Sebab menurut Mentan, 4 tahun terakhir produktivitas beras di Indonesia selalu surplus.
Menurutnya, kebijakan importasi ini berdampak pada harga jual beras milik petani lokal.
Karena harga beras impor cenderung lebih murah dibandingkan dengan beras lokal.
Sehingga beras milik petani mau tidak mau harus mengikuti harga pasar dan terpaksa mengikis keuntungannya.
 BACA JUGA:Dugaan Mafia Beras, Wapres: Saya Minta untuk Diselidiki
"Kita kan sudah 4 tahun tidak impor beras, yang terakhir ini impor saya tidak mengerti, alasannya apa, kita swasembada kok," ujar Mentan dalam Rakernas Badan Karantina, Jumat (27/1/2023)
Mentan menjelaskan pada tahun 2019 lalu produktivitas padi surplus 2,38 juta ton, tahun 2020 surplus, 2,13 juta.
Kemudian pada tahun 2021 produksi padi juga surplus 1,31 juta ton, dan ahun 2022 surplus 1,74 juta ton.
"Padi yang dipanen pada tahun 2022 menjadi 54 juta ton gabah, sekarang menjadi beras 32,54 juta ton, ini bukan data saya, data BPS," sambungnya.
Follow Berita Okezone di Google News