JAKARTA - Harga emas melemah di akhir perdagangan Jumat. Hal ini memperpanjang kerugian dalam dua hari berturut-turut.
Meski demikian, harga emas masih mencatat kenaikan di minggu ini. Setelah data inflasi AS sesuai dengan ekspektasi pasar dan dolar AS sedikit lebih kuat.
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Februari di divisi Comex New York Exchange turun USD0,6 atau 0,03% menjadi USD1.929,40 per ounce, setelah diperdagangkan mencapai level tertinggi sesi USD1.935,40 dan terendah USD1.916,50.
Baca Juga:Â Harga Emas Dunia Jatuh Tertekan Dolar AS
Harga emas mempertahankan kenaikan hampir 0,1% untuk minggu ini atau menjadi kenaikan mingguan keenam berturut-turut.
Departemen Perdagangan AS melaporkan bahwa indeks harga Pengeluaran Konsumsi Pribadi (PCE) AS tidak termasuk makanan dan energi sebesar 4,4% tahun ke tahun pada Desember. Capaian ini dari pembacaan 4,7 persen pada November dan tingkat kenaikan tahunan paling lambat sejak Oktober 2021.
Data tersebut, sejalan dengan perkiraan pasar, menunjukkan bahwa inflasi AS berkurang.
Baca Juga:Â Harga Emas Dunia Kian Meroket, Siap Cetak Rekor
Sementara itu, dolar AS naik tipis setelah ukuran inflasi utama AS menunjukkan tanda-tanda pelonggaran, dengan indeks dolar yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya, naik 0,09 persen menjadi 101,924.
"(The Fed) Perlu diyakinkan dan indikator favorit mereka menunjukkan inflasi sedang mendingin, tetapi saya pikir masih perlu ada lebih banyak pekerjaan yang dilakukan," kata Analis Pasar OANDA, Edward Moya, dikutip dari Antara, Sabtu (28/1/2023).
"Pasar masih bagus untuk emas karena resesi akan menjadi bullish, dan emas masih bisa berkembang di lingkungan kenaikan suku bunga yang lebih kecil," tambah Moya.
Follow Berita Okezone di Google News