Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Ada 'Harta Karun' Baru Jadi Sumber Baterai Kendaraan Listrik, Indonesia Punya?

Fayha Afanin Ramadhanti , Jurnalis-Minggu, 29 Januari 2023 |21:47 WIB
Ada 'Harta Karun' Baru Jadi Sumber Baterai Kendaraan Listrik, Indonesia Punya?
Mobil Listrik (Foto: Okezone)
A
A
A

Para enjiner di Stora Enso memutuskan bahwa mereka dapat mengekstraksi lignin dari ampas limbah yang diproduksi di beberapa fasilitas mereka dan memproses lignin tersebut untuk membuat bahan karbon untuk anoda baterai.

Perusahaan tersebut bermitra dengan perusahaan Swedia Northvolt dan berencana mulai memproduksi baterai paling cepat tahun 2025.

Dengan semakin banyaknya orang yang membeli mobil listrik dan menyimpan energi di rumah, permintaan global akan baterai diperkirakan akan tumbuh tajam di tahun-tahun mendatang.

Menurut Lehtonen, permintaan itu sangat mengejutkan. Pada tahun 2015, beberapa ratus gigawatt jam tambahan (GWh) diperlukan setiap tahun di seluruh stok baterai dunia – tetapi ini akan meroket menjadi beberapa ribu GWh tambahan yang diperlukan setiap tahun pada 2030 seiring dunia beralih dari bahan bakar fosil, menurut konsultan manajemen McKinsey.

Masalahnya ialah baterai lithium ion yang saat ini kita andalkan sangat bergantung pada proses industri dan pertambangan yang merusak lingkungan. Plus, beberapa bahan untuk baterai ini beracun dan sulit didaur ulang. Banyak juga yang bersumber dari negara-negara dengan catatan HAM yang buruk.

Pembuatan grafit sintetik, misalnya, melibatkan pemanasan karbon hingga suhu hingga 3.000C selama berminggu-minggu. Energi untuk ini sering berasal dari pembangkit listrik tenaga batu bara di China, menurut perusahan konsultan Wood Mackenzie.

Pencarian untuk bahan baterai berkelanjutan yang tersedia secara melimpah sedang berlangsung. Ada yang bilang, kita bisa menemukannya di pepohonan.

Secara umum, semua baterai membutuhkan katoda dan anoda - masing-masing elektroda positif dan negatif, yang di antaranya mengalir partikel bermuatan yang disebut ion.

Ketika baterai diisi, ion lithium atau natrium, misalnya, berpindah dari katoda ke anoda, tempat mereka menetap seperti mobil di tempat parkir bertingkat, papar Jill Pestana, seorang ilmuwan dan enjiner baterai yang berbasis di California dan saat ini bekerja sebagai konsultan independen.

"Sifat utama yang Anda inginkan dalam struktur parkir suatu material ini adalah ia dapat dengan mudah mengambil ion litium atau natrium dan melepaskannya, dan tidak hancur berantakan," ia menambahkan.

(Taufik Fajar)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement