JAKARTA – Banyak kantor dan ruko yang dijual secara online. Ini menjadi fenomena baru sebagai dampak dari pandemi Covid-19 dan adanya kebijakan bekerja dari jarak jauh, work from home (WFH) atau work from anywhere (WFA).
Senior Researcher Knight Frank Indonesia Syarifah Syaukat mengatakan, fenomena ruang kantor yang kosong dan dipasarkan di platform online juga tidak terlepas dari tantangan ekonomi dalam tiga tahun terakhir yang menjadikan ketahanan bisnis cukup teruji.
"Landlord dihadapkan dengan permintaan downsizing sementara biaya operasional perawatan gedung yang terus berjalan. Sehingga, alternatif dana liquid dibutuhkan untuk mempertahankan bisnis/usaha," kata Syarifah kepada MNC Portal Indonesia (MPI), Senin (30/1/2023).
Namun, Syarifah menuturkan bahwa, dengan dicabutnya kebijakan PPKM baru-baru ini di Indonesia, diharapkan operasional gedung perkantoran bisa kembali normal seperti prapandemi, juga diharapkan peningkatan arus mobilitas pekerja, baik pekerja asing maupun lokal, diharap mampu meningkatkan permintaan terhadap ekspansi ruang perkantoran di Indonesia.
"Indikasi pemulihan di sektor perkantoran pun sudah terlihat pada semester kedua tahun lalu, di mana menurut pantauan dari Knight Frank Indonesia, ditemukan adanya tren yang positif dalam annual absorption," jelasnya.
Sebagai informasi, berdasarkan pantauan MPI di sejumlah situs jual beli properti, banyak ditemukan rumah toko (ruko) dan bangunan perkantoran yang dijual.
Harga yang ditawarkan cukup bervariasi, bergantung kepada luas lahan dan luas bangunan yang tersedia, mulai dari Rp1 miliar hingga Rp250 miliar.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)