JAKARTA - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menargetkan pembangunan 53 smelter hingga tahun 2024.
"Proyek 7 smelter sudah diselesaikan di tahun 2022 yakni, PT Aneka Tambang di Pomalaa, Kolaka, Sulawesi Tenggara, PT Vale Indonesia di Sulawesi Selatan, PT Wanatiara Persada di Maluku Utara, PT Fajar Bhakti Lintas Nusantara, PT Weda Bay Nickel di Maluku, PT ANTAM (proyek P3FH) di Maluku Utara dan PT Sebuku Iron Lateritic Ores di Kalimantan Selatan yang merupakan smelter besi menghasilkan sponge ferro alloy," ujar Menteri ESDM Arifin Tasrif di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Selasa (31/1/2023).
Dia menjelaskan, pembangunan fasilitas pengolahan mineral atau smelter merupakan amanat dari Undang-Undang (UU) yang wajib ditaati dan dilaksanakan. Katanya, bahan mentah mineral yang diolah di dalam negeri mampu memberikan nilai tambah dan manfaat yang lebih besar bagi masyarakat Indonesia.
Dia menargetkan akan ada tambahan 17 smelter untuk memenuhi kebutuhan pengolahan dalam negeri pada 2023. "Kita targetkan di tahun 2023 akan ada 17 smelter lagi yang harus selesai," kata Arifin.
Dia menjelaskan pemerintah akan melarang ekspor bauksit dalam bentuk ore (belum terproses) pada Juni tahun 2023, sehingga pengelolaan bauksit harus dilakukan di dalam negeri.
Follow Berita Okezone di Google News