Share

Inflasi Januari 5,28%, Sri Mulyani Cs Diminta Waspada

Michelle Natalia, MNC Portal · Rabu 01 Februari 2023 16:14 WIB
https: img.okezone.com content 2023 02 01 320 2757201 inflasi-januari-5-28-sri-mulyani-cs-diminta-waspada-fPPN85pqsg.jpg Sri Mulyani diminta waspadai inflasi (Foto: Halomoney)
JAKARTA – Badan Pusat Statistik mencatat inflasi Januari sebesar 5,28%. Menteri Keuangan Sri Mulyani diminta mewaspadai laju inflasi tersebut.

Ekonom sekaligus Direktur CELIOS Bhima Yudhistira mengatakan bahwa inflasi Januari di 5,28% secara tahunan ini relatif tinggi. Ini karena biasanya Januari selalu menjadi periode inflasi yang rendah pasca kenaikan permintaan tahun baru.

Biasanya, sambung dia, setiap bulan Januari seharusnya sudah mulai rendah inflasinya.

"Bahkan beberapa tahun ke belakang sempat terjadi deflasi di bulan Januari. Jadi, kalau inflasi di Januari tinggi, maka ini harus menjadi kewaspadaan," ungkap Bhima kepada MNC Portal Indonesia di Jakarta, Rabu (1/2/2023).

Sementara itu, Wakil Direktur INDEF Eko Listiyanto menyampaikan bahwa target pemerintah tahun ini untuk menahan inflasi di 3%, atau sekitar 3,3% di asumsi makro, masih belum kesampaian.

"Karena memang tren inflasi ke depan sepertinya masih menantang. INDEF sendiri memperkirakan bahwa level inflasi RI di 2023 berada di 5,6%, cukup tinggi, sedikit lebih tinggi dari tahun kemarin yang di 5,51%. Ini karena tantangan-tantangannya cukup banyak, meski pemerintah optimis bisa berada di bawah 4%," jelas Eko.

Follow Berita Okezone di Google News

Jika dilihat dari realisasi inflasi Januari, sebenarnya trennya menurun, tetapi menurut Eko ini masih wajar karena di Januari kecenderungannya tidak sebesar Desember. Faktor pendorong inflasi paling kuat di Desember adalah perayaan Natal, dan untuk Januari biasanya dari transportasi yang tarifnya masih agak naik di minggu-minggu pertama.

"Tapi, untuk usaha restoran dan perhotelan, biasanya harganya sudah menunjukkan penurunan di Januari sehingga bisa membantu menekan inflasi," katanya.

Hanya saja, Eko mencatat bahwa bulan Maret mendatang sudah memasuki bulan puasa dan hari raya lebaran akan dirayakan di April, sehingga momentum inflasi agak sedikit melandai hanya di Februari.

"Karena setelah itu inflasi Maret akan lebih tinggi dari Januari, puncaknya di April bisa tembus 1% pertumbuhan inflasinya dalam sebulan. Ini menjadi poin bahwa sebenarnya inflasi masih susah diturunkan hingga di bawah 5%," pungkasnya.

1
2
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis Okezone.com tidak terlibat dalam materi konten ini.

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini