Share

Ekonom Ingatkan BI Dampak Kenaikan Suku Bunga AS: Harus Hati-Hati

Dovana Hasiana, MNC Portal · Sabtu 04 Februari 2023 11:14 WIB
https: img.okezone.com content 2023 02 04 320 2758974 ekonom-ingatkan-bi-dampak-kenaikan-suku-bunga-as-harus-hati-hati-Lsso18bY84.jpg Waspadai dampak kenaikan suku bunga AS (Foto: Shutterstock)

JAKARTA - Ekonom ingatkan Bank Indonesia (BI) dampak kenaikan suku bunga AS. Bank Sentral Amerika Serikat Federal Reserve System (The Fed) telah mengumumkan kenaikan suku bunga 25 basis poin menjadi 4,5% - 4,75%.

Kenaikan ini diprediksi akan menimbulkan peningkatan suku bunga di negara lain, khususnya negara berkembang seperti Indonesia.

Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Mohammad Faisal menilai kenaikan suku bunga di Indonesia sebagai suatu hal yang wajar.

Hal ini dilakukan untuk menghindari keluarnya aliran modal asing (capital outflow) dari pasar keuangan dan untuk menjaga momentum penguatan nilai tukar Rupiah.

“Kenaikan tingkat suku bunga acuan di Amerika Serikat akan mendorong bank sentral di banyak negara terutama emerging market (negara dengan pasar berkembang) seperti Indonesia dalam meningkatkan suku bunga acuannya karena untuk menghindari capital outflow dan pelemahan nilai tukar,” ujar Faisal kepada MNC Portal, dikutip Sabtu (4/2/2023).

Namun, Faisal mengingatkan Bank Indonesia (BI) untuk berhati - hati dalam meningkatkan suku bunganya. “Jangan agresif, harus sangat berhati - hati,” jelas direktur eksekutif CORE Indonesia itu.

Follow Berita Okezone di Google News

Faisal mengatakan meningkatnya suku bunga secara agresif memberikan pengaruh signifikan terhadap ekonomi Indonesia, seperti adanya peningkatan harga di sektor riil dan penyaluran kredit yang melambat.

“Dampak dari kenaikan suku bunga adalah pembiayaan ke sektor riil akan lebih mahal dan penyaluran ke sektor kredit lebih lambat potensinya karena bunganya lebih tinggi,” tambahnya.

Faisal menilai sektor yang paling berdampak adalah sektor riil yang membutuhkan pendanaan perbankan.

“Sektor yang paling terdampak adalah sektor riil yang membutuhkan pendanaan perbankan, seperti properti, otomotif, dan bisnis UMKM,” pungkasnya.



1
2
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis Okezone.com tidak terlibat dalam materi konten ini.

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini