Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Top! Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 2022 Tertinggi sejak 2013

Michelle Natalia , Jurnalis-Senin, 06 Februari 2023 |13:10 WIB
Top! Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 2022 Tertinggi sejak 2013
Pertumbuhan Ekonomi 2022 Tertinggi sejak 2013 (Foto: Shutterstock)
A
A
A

JAKARTA - Pertumbuhan ekonomi Indonesia 2022 sebesar 5,31% dibanding tahun sebelumnya (year-on-year/yoy) merupakan pertumbuhan yang tertinggi sejak tahun 2013.

"Saat itu di tahun 2013, Indonesia mampu tumbuh 5,56% (yoy)," ujar Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Margo Yuwono dalam konferensi pers seperti dilansir Antara, di Jakarta, Senin (6/2/2023).

Secara nominal perekonomian Indonesia sudah lebih tinggi dari sebelum pandemi COVID-19 yakni di tahun 2019 dengan Produk Domestik Bruto (PDB) atas dasar harga berlaku (ADHB) sebesar Rp15,83 ribu triliun dan PDB atas dasar harga konstan (ADHK) Rp10,95 ribu triliun.

BACA JUGA:Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 2022 Capai 5,31% 

Sementara di tahun 2022, Margo menyebutkan PDB ADHB berhasil meningkat mencapai Rp19,59 ribu triliun dan PDB ADHK Rp11,71 ribu triliun, dengan PDB per kapita mencapai Rp71 juta atau 4.783,9 dolar AS.

Dari sisi produksi, pertumbuhan ekonomi tertinggi pada tahun 2022 terjadi pada lapangan usaha transportasi dan pergudangan sebesar 19,87% (yoy), diikuti sektor penyediaan akomodasi dan makan minum sebesar 11,97% (yoy), dan jasa lainnya sebesar 9,47% (yoy).

Adapun industri pengolahan yang memiliki peran dominan tumbuh 4,89% (yoy), sedangkan pertanian, kehutanan, dan perikanan serta perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor masing-masing tumbuh sebesar 2,25% (yoy) dan 5,52% (yoy).

 

Dia menjelaskan lapangan usaha transportasi dan pergudangan serta akomodasi dan makan minum berhasil tumbuh paling tinggi didorong oleh peningkatan mobilitas masyarakat serta peningkatan kunjungan wisatawan mancanegara dan wisatawan nusantara.

"Namun industri pengolahan yang mendominasi pertumbuhan ekonomi sebesar 1,01 persen masih tumbuh di bawah pertumbuhan ekonomi nasional," tuturnya.

Dari sisi pengeluaran, sambung dia, pertumbuhan tertinggi dicapai oleh komponen ekspor barang dan jasa sebesar 16,28% (yoy), yang didorong oleh windfall alias penerimaan tak terduga dari komoditas unggulan.

Pertumbuhan tertinggi selanjutnya diraih oleh impor sebesar 14,75% (yoy), yang didorong kenaikan impor barang modal dan bahan baku. Kemudian, konsumsi Lembaga Non Profit yang Melayani Rumah Tangga (LNPRT) tumbuh 5,64% (yoy), konsumsi rumah tangga 4,93% (yoy), serta pembentukan modal tetap bruto (PMTB) 3,87% (yoy).

Kendati demikian, konsumsi pemerintah tercatat mengalami kontraksi sebesar 4,51%(yoy). Secara keseluruhan, konsumsi rumah tangga menjadi sumber pertumbuhan tertinggi, yakni sebesar 2,61%.

(Dani Jumadil Akhir)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement