JAKARTA – Pertumbuhan ekonomi Sri Lanka mulai bangkit lagi tahun ini. Pemerintah berharap negara itu akan keluar dari krisis ekonomi pada tahun 2026.
Di tengah pemulihan ekonomi, ratusan orang memprotes kenaikan pajak baru-baru ini di tengah inflasi yang tinggi. Rakyat menuntut pemerintah memangkas pajak.
Negara berpenduduk 22 juta jiwa itu telah berjuang melawan krisis ekonomi terburuknya sejak kemerdekaan dari Inggris pada tahun 1948. Sri Lanka gagal bayar utang dan meminta dana talangan sebesar USD2,9 miliar dari Dana Moneter Internasional (IMF).
Melansir VOA, Kamis (9/2/2023), Sri Lanka menaikkan pajak untuk meningkatkan pendapatan pemerintah menjadi 11,3% dari PDB tahun ini dari 8,3% pada 2022 untuk mendapatkan dana IMF, memperkenalkan pajak pendapatan baru pada Januari untuk pekerja profesional, mulai dari 12,5% hingga lebih dari 36%.
Presiden Ranil Wickremesinghe, yang menjabat sejak Juli lalu mengatakan kepada parlemen bahwa dia bisa melihat jalan keluar dari masalah sementara dia melakukan reformasi ekonomi untuk menyelesaikan kesepakatan dengan IMF.
“Sulit bagi semua lapisan masyarakat untuk bertahan hidup,” katanya. “Namun, jika kita menanggung kesulitan ini selama lima sampai enam bulan lagi, kita dapat mencapai solusinya.”
Follow Berita Okezone di Google News