JAKARTA - Badai Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) berlanjut. Kini, Disney akan melakukan PHK sebanyak 7.000 karyawan di seluruh dunia.
PHK 7.000 karyawan Disney ini setara 3,6% dari seluruh pekerja Disney di seluruh dunia. Diketahui, Disney memiliki pekerja sebanyak 220 ribu orang.
Kebijakan PHK 7.000 karyawan ini akan menghemat biaya sekira USD5,5 miliar atau setara Rp82,5 triliun. Selain itu, dampak dari PHK 7.000 karyawan juga akan membuat layanan streaming Disney+ untung, sebab terjadi penurunan pendapatan sejak diluncurkan pada 2019.
BACA JUGA:Zoom PHK 1.300 Karyawan, Gaji CEO hingga Direksi Dipotong
CEO Disney Bob Iger mengatakan, keputusan PHK 7.000 karyawan sangat berat. Namun, keputusan ini harus tetap diambil usai dirinya kembali ke Disney pada November 2021.
"Saya sangat menghormati dan menghargai bakat dan dedikasi karyawan kami di seluruh dunia, dan saya memperhatikan dampak dari PHK ini," kata Bob Iger seperti dilansir BBC, Jakarta, Kamis (9/2/2023).
Bob Iger menyakini meski kebijakan PHK sangat berat namun akan keputusan tersebut harus diambil agar posisi Disney lebih baik di tengah tantangan ekonomi global saat ini.
Sementara itu, Disney melaporkan laporan keuangan dengan mencatatkan kenaikan penjualan sebesar 8% menjadi USD23,5 miliar periode Oktober dan Desember tahun lalu. Laba juga naik 11% menjadi USD1,3 miliar.
Namun, Disney+ melaporkan kerugian USD1,5 miliar dan pelanggannya turun sekitar 2,4 juta menjadi 161,8 juta.
Rencananya Disney akan melakukan restrukturisasi menjadi tiga segmen, yaitu hiburan, ESPN dan produk Disney.
"Reorganisasi ini akan menghasilkan pendekatan yang lebih hemat biaya dan terkoordinasi untuk operasi kami. Layanan streaming perusahaan tetap menjadi prioritas utama," katanya.
Berita ini merupakan karya:
Nugrahaningtyas Fatma Anyassari, dosen prodi Bahasa Inggris untuk Komunikasi Bisnis dan Profesional, Politeknik Negeri Malang
(Dani Jumadil Akhir)