JAKARTA - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menilai bahwa pembengkakan biaya atau cost overrun Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) bukan dikorupsi. Biaya proyek kereta cepat menjadi besar karena sejumlah komponen, salah satunya harga lahan.
Adapun nilai cost overrun KCJB yang disepakati Indonesia-China sebesar USD1,2 miliar atau setara Rp18,2 triliun. Jumlah ini lebih tinggi dari hasil audit pertama BPKP yakni USD1,176 miliar atau setara Rp16,8 triliun.
Baca Juga:Â Indonesia-China Sepakat Pembengkakan Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung Rp18,2 Triliun
"Ini juga jangan diputarbalikkan juga seakan-akan cost overrun ini ada korupsinya. Inget loh, apapun yang terjadi pada saat Covid itu kan tetap pembangunan harus dijalankan, tetapi tidak bisa maksimal karena situasi Covid udah pasti ada cost-nya," ungkap Erick saat ditemui di gedung DPR RI, Selasa (13/2/2023).
Baca Juga:Â Biaya Kereta Cepat Jakarta-Bandung Bengkak, RI Negosiasi dengan Bank China
Erick mengatakan, harga lahan di Tanah Air cenderung naik setiap 3 bulan. Kondisi ini berbeda dengan di China, di mana pemerintah setempat dapat mengendalikan harga lahan melalui sebuah kebijakan.
Selain harga lahan yang fluktuatif, lanjut Erick, rantai pasok (supply chain) baja hingga besi pun mendorong terjadinya pembengkakan biaya.
Follow Berita Okezone di Google News