Seperti yang dirasakan pemilik toko di Lagos, Mohammed, mengatakan bahwa ia telah mendepositokan sekitar 150.000 naira (USD326) ke banknya dari hasil penjualan di toko pakaiannya, dengan harapan dapat menarik uang baru dari ATM. Ini adalah keputusan yang kini disesalinya.
"Mereka menipu kami untuk membawa semua uang lama kami. Sekarang saya harus mengantre di sini (di ATM) pada pukul 6 pagi, dan mereka akan mengatakan bahwa mereka tidak memiliki uang untuk dikeluarkan. Saya tidak bisa membeli bahan makanan, telur, atau roti untuk anak-anak saya," ujarnya.
Senada dengan Mohammed, seorang warga bernama Abraham Osundiran juga menyebut dirinya kesulitan karena tak ada uang tunai, tak bisa berangkat bekerja untuk ongkos naik kendaraan. Meskipun sebagian warga Nigeria sudah menggunakan pembayaran digital, namun banyak sekali orang yang masih bergantung pada uang tunai.
"Saya belum makan hari ini, saya tak punya uang tunai lagi, saya tak sarapan agar bisa datang ke sini. Saya juga bingung dan tidak tahu apa yang akan saya makan hari ini," kata Abraham dikutip dari BBC.