“Di Desember kita juga berhasil liability manajemen dengan exchange jadi kita bukan lunasi dari kas internal,” ujar Muljadi.
Di mana utang jatuh tempo yang ditukar dengan utang baru memiliki kondisi yang hampir sama. Perbedaan yang ada terletak di kurator yang diberikan, yakni lahan di Tanjung Lesung seluas 300 hektare.
KIJA bersama PT Bank Mandiri Tbk. (BMRI) juga telah menandatangani Surat Penawaran Pemberian Kredit (SPPK) untuk pinjaman berjangka. Jumlah yang dipinjam KIJA dari BMRI mencapai US$100 juta atau sekitar Rp1,5 triliun dengan bunga 5,50% per tahun.
Tujuan dari penggunaan pinjaman tersebut adalah untuk refinancing atau pembiayaan kembali utang yang ada. Hal ini termasuk utang obligasi US$300 juta dengan bunga 6,50% yang sebelumnya diterbitkan oleh anak usaha, yakni Jababeka International B.V. KIJA memberikan jaminan berupa tanah dan bangunan di lapangan Golf Cikarang dan Jababeka Country Club atas nama PT Grahabuana Cikarang (GBC). Pinjaman ini akan jatuh tempo pada tahun 2027 atau 5 tahun sejak penandatanganan perjanjian kredit.
Di tahun ini, KIJA menargetkan marketing sales mencapai Rp2 triliun pada 2023, naik 16% year on year (yoy) dibandingkan realisasi pada 2022 yang sebesar Rp1,72 triliun.
Disebutkan, dana sebesar Rp1 triliun ditargetkan berasal dari kawasan industri Cikarang dan lainnya, atau tidak termasuk perusahaan Joint Venture.
Rinciannya, sebesar Rp750 miliar dari tanah matang dan bangunan industri, serta sebesar Rp250 miliar dari produk residensial dan komersial di kawasan industri Cikarang dan lainnya. S
ementara sebesar Rp1 triliun berasal dari perusahaan-perusahaan Joint Venture, yang mana Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Kendal merupakan kontributor terbesar dengan target sebesar Rp800 miliar, serta Joint Venture residensial/ komersial di Cikarang sebesar Rp200 miliar.
(Zuhirna Wulan Dilla)