Share

Miris! Orang di Kenya Terjerat Utang demi Keajaiban Hidup Sejahtera

Safina Asha Jamna, Okezone · Senin 13 Maret 2023 10:59 WIB
https: img.okezone.com content 2023 03 13 320 2780043 miris-orang-di-kenya-terjerat-utang-demi-keajaiban-hidup-sejahtera-rw5okM6Qz2.png Masyarakat Kenya Banyak Terjerat Utang karena Ingin Hidup Sejahtera. (Foto: Okezone.com/BBC)

JAKARTA - Kondisi warga di Kiberia, Kenya, Nairobi mengkhawatirkan. DI tengah ketidakmampuan untuk memenuhi hidup, masyarakat di sana terjerat utang karena harus membayar pendeta untuk mendoakan supaya dapat hidup lebih baik.

Kerelaan membayar pendeta itu pun menjadi titik, masyarakat di daerah kumuh Kiberia terlilit utang karena sulit membayar dan besarnya bunga yang harus ditanggung.

Seperti yang dialami Evarline Okello yang mengaku utangnya sudah menumpuk. Evarline mengatakan bahwa kondisinya yang tak punya pemasukan selama berbulan-bulan.

Di tengah kondisi tersebut, dia mendengar tentang seorang pendeta yang doanya bisa memberi kehidupan yang lebih baik. Pendeta itu meminta uang sebesar Rp1,7 juta (USD115).

Istilah ini disebut "persembahan benih", yakni sumbangan kepada tokoh agama, agar bisa memberi doa khusus seperti yang diinginkan.

Dirinya pun kemudian meminjam uang dari seorang teman karena diberitahu bahwa doa dari pendeta begitu kuat. Oleh karena itu, dia menyanggupi untuk membayar utangnya kurang dari satu pekan.

Keajaiban yang ditunggu tak kunjung tiba, ia mengatakan bahkan segalanya semakin buruk.

Utang dari temannya itu membengkak karena bunga yang belum dibayar. Sekarang utangnya sudah mencapai Rp4,6 juta ($300), dan ia tak tahu bagaimana cara melunasinya. Temannya sudah tak mau bicara padanya, dan ia masih belum punya pekerjaan.

"Segalanya menjadi sulit, saya telah kehilangan semua harapan," katanya, dikutip dari BBC Indonesia, Senin (13/3/2023).

Menurut laporan Bank Dunia menunjukkan jumlah warga Kenya yang kehilangan pekerjaan meningkat lebih dari dua kali lipat dalam tujuh tahun terakhir.

Tekanan ekonomi kian kuat Harga makanan di negara tersebut naik 16% dalam 12 bulan, sebelum September 2022. Hal ini berdasarkan Badan Pusat Statistik setempat.

Situasi inilah yang memicu hasrat sebagian masyarakat untuk mencari solusi supranatural. Akibatnya, banyak sekarang yang rela membayar demi memperoleh keajaiban, bahkan jika mereka harus pinjam uang.

"Orang-orang didoktrin bahwa Tuhan tidak ingin mereka terus-terusan hidup susah. Jadi, mereka harus memberi persembahan benih," katanya.

Praktik membayar untuk memperoleh berkat dan doa pendeta berasal dari apa yang dikenal sebagai "Teologi Kemakmuran", yang mengajarkan bahwa Tuhan memberi imbalan iman dengan kesejahteraan dan kesehatan.

Para pengikutnya didorong untuk menunjukkan iman mereka dengan memberikan uang, yang diklaim akan dibalas Tuhan dengan berlipat ganda.

Kepercayaan ini berakar di Amerika yang memperoleh momentumnya di awal abad ke-20.

Pada akhir 1970-an dan awal 1980-an, para pendeta Nigeria pergi ke AS untuk belajar lebih banyak mengenai hal ini.

Follow Berita Okezone di Google News

Pada awal 2000-an, popularitasnya kemudian menyebar ke seluruh Afrika, sebagian didorong oleh tokoh gereja evangelis Amerika seperti Reinhard Bonnke. Ia menarik banyak orang, dari Lagos ke Nairobi. Pertumbuhan popularitasnya berlanjut hingga kini.

Nyachieo juga menunjukkan faktor lain yang membuat masyarakat tergoda berutang - tawaran utang kerap muncul di telepon genggam warga Kenya. Ini semacam pinjaman online [pinjol]. "Masyarakat hanya mendaftar, kemudian memperoleh uang," katanya.

Hal itu yang terjadi pada Dennis Opili, 26 tahun. Setelah merasa putus asa karena gagal mendapat kerja selama tiga tahun, ia meminta seorang teman untuk membantunya.

"Dia menyarankan pada saya, bahwa ada sebuah gereja di mana kamu bisa minta doa dari mereka. Kamu bisa memberi persembahan, kemudian mereka akan mendoakanmu, kemudian kamu dapat pekerjaan," kata Dennis.

Dia berkata telah memberi sumbangan setiap hari Minggu selama tiga bulan, dengan total sekitar Rp2,7 juta (USD180).

Saat kehabisan tabungan, dirinya meminjam sekitar Rp1,8 juta (D120) dari pinjol dan teman-temannya.

"Saya yakin dengan apa yang dikatakan oleh pendeta, bahwa saya akan memperoleh pekerjaan. Jadi, saya tidak keberatan untuk mencari pinjaman, karena saya pikir nantinya saya bisa melunasinya," ujarnya.

Tapi ketika tak ada lowongan kerja yang kecantol, Dennis mulai mencurigai bahwa ia telah ditipu.

Dia segera diburu perusahaan pinjol untuk pelunasan utang. "Kadang saya hanya duduk di suatu tempat, santai, memikirkan hal-hal lain. Kemudian seseorang menelpon, mereka menagih utang, dan saya tak punya apa-apa untuk membayarnya," katanya.

"Saya takut karena kamu tidak tahu tindakan apa yang bisa mereka ambil kalau kamu tidak bisa bayar utang. Kamu tidak tahu apakah mereka akan melakukan penuntutan, atau apakah mereka akan menyeret Anda ke dalam tahanan polisi."

Untungnya Dennis sekarang mendapatkan pekerjaan kecil-kecilan, yang memungkinkannya membayar utang ke perusahaan pinjol dan teman-temannya.

"Saya masih sangat percaya dengan Tuhan," katanya.

1
2
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis Okezone.com tidak terlibat dalam materi konten ini.

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini