JAKARTA - PT Pertamina (Persero) menggunakan standar buffer zone atau zona aman pada semua Terminal Bahan Bakar Minyak (TBBM) termasuk Plumpang, Jakarta Utara. Pasalnya, sejumlah Terminal BBM Pertamina masih banyak yang berdekatan dengan pemukiman warga.
"Tentu ini ada standar safety yang harus kita penuhi berdasarkan standar yang berlaku secara internasional. Dan kondisi ini bukan saja kita bangun di Plumpang, yang warganya mendekat. Tadinya lahan ini jauh dari mana-mana, aset kita ini, kemudian warganya ini mendekat, ini ada di beberapa daerah, khususnya terminal BBM yang di kota-kota besar," ungkap Nicke saat RDP bersama Komisi VI DPR RI, dikutip Rabu (15/3/2023).
Menurutnya, pembuatan dan peningkatan buffer zone di Depo Plumpang dan kota lain harus dilakukan. Upaya itu untuk menghindari insiden kebakaran yang pernah terjadi di Plumpang.
Perseroan pun meminta dukungan semua pihak agar target tersebut dapat direalisasikan.
"Jadi apa yang kita sama-sama lakukan pembangunan buffer zone ini tidak hanya berhenti di Plumpang, kalau kita ingin menghindari insiden seperti ini lagi, maka ini yang harus kita selesaikan, untuk itu tidak mungkin Pertamina menjalankannya sendiri," katanya.
"Karena itu sangat urgen menjaga operasional di Plumpang dan juga keamanan dan keselamatan warga, makan yang paling mendesak adalah membangun buffer zone," sambungnya.
Usai insiden kebakaran TBBM Plumpang, opsi penutupan secara serentak dinilai tak mungkin dilakukan. Pasalnya, 15 persen dari total pasokan BBM nasional berada di kawasan tersebut.
Nicke mengatakan penutupan atau pemindahan Terminal BBM Plumpang tidak bisa serta merta begitu saja.
Menurunnya, pemindahan Terminal BBM Plumpang ke lokasi lain yang disebut-sebut milik PT Pelindo (Persero) tanpa persiapan yang matang, akan mengganggu value chain bahan bakar, khususnya distribusi ke 19 daerah.
"Kita lihat area ini (Depo BBM) dan tadi kita sama-sama tahu, ingin menyuplai 790 SPBU yang mengcover 19 kota dan kabupaten, tidak bisa serta merta kita pindahkan. Dan ini yang tadi juga kami sampaikan di awal menyimpan 15 persen dari stok (BBM) nasional," tuturnya.
(Feby Novalius)