JAKARTA - Mantan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan mengingatkan soal dampak kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh bisnis perusahaan.
Menurutnya, ini menjadi salah satu tantangan pengembangan industri ekstraktif di Indonesia terkait kepatuhan terhadap standar lingkungan, sosial, dan tata kelola atau Environmental Social and Governance (ESG).
“Kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh perusahaan akan mempengaruhi bisnis dan juga nilai saham perusahaan kalau terdaftar di Bursa Efek. ESG sangat penting untuk hilirisasi pada seluruh industri ekstraktif,” ungkap Jonan, Rabu (22/3/2023).
Asosiasi akuntan global, kata Jonan, sedang mengubah standar pelaporan keuangan, yang di dalamnya akan menghitung dampak kerusakan lingkungan.
“Asosiasi akuntan seluruh dunia sedang mengubah standar pelaporan keuangan, menghitung kembali dampak kerusakan lingkungan. Lembaga keuangan, Otoritas Jasa Keuangan, regulator, dan pelaku industri mesti duduk bersama untuk menentukan parameter karena akan berdampak pada industri ekstratif ini,” jelas Jonan.
Sementara itu, Direktur Pembinaan dan Pengusahaan Mineral Ditjen Minerba Kementerian ESDM, Ediar Usman menjelaskan, tantangan lainnya dalam pengembangan hilirisasi yaitu soal pendanaan. Ada sejumlah proyek smelter yang macet pembangunannya lantaran kendala pembiayaan.
Follow Berita Okezone di Google News