JAKARTA - Banyak pekerja kini kehilangan pekerjaan. Meski bekerja di perusahaan besar, pengurangan pekerja menjadi momok yang menakutkan.
Perusahaan besar yang melakukan PHK di antaranya Amazon, Walmart hingga perusahaan teknologi Accenture. Jumlahnya pun tak main-main, ribuan pekerja dipastikan kehilangan mata pencahariannya.
Okezone pun merangkum fakta-fakta terkait perusahaan AS yang melakukan PHK massal:
1. Amazon PHK Ribuan Pekerja
Amazon Inc (AMZN.O) akan kembali memangkas 9.000 karyawannya.
Hal ini dilakukan untuk merampingkan perusahaan karena ketidakpastian ekonomi global saat ini.
“Mengingat ekonomi yang tidak pasti, kami memilih untuk lebih efisien dalam biaya dan jumlah karyawan kita." tulis CEO Amazon Andy Jassy.
2. Alasan PHK Amazon
Pemangkasan tersebut akan dilakukan terhadap pegawai pada bisnis komputasi awan Amazon Web Services (AWS), sumber daya manusia, periklanan, dan bisnis live streaming Twitch.
PHK ini menjadi gelombang kedua bagi Amazon setelah sebelumnya telah memangkas lebih dari 18.000 karyawannya secara global.
Amazon pun mengatakan akan menyelesaikan pemangkasan gelombang kedua ini pada bulan April.
"Beberapa orang mungkin bertanya mengapa tidak sekaligus mengumumkan pemangkasan pada bulan yang lalu, jawabannya adalah tidak semua tim selesai dengan analisis mereka,” imbuhnya.
3. Wallmart PHK Massal
Perusahaan ritel multinasional asal Amerika Serikat (AS), Walmart melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap ratusan karyawannya pada lima fasilitas pusat pemenuhan e-commerce.
Sekitar 200 pekerja di Pedricktown, New Jersey, dan ratusan lainnya di Fort Worth, Texas, Chino di California, Davenport di Florida dan Bethlehem di Pennsylvania dimita untuk mencari pekerjaan lain dalam kurun waktu 90 hari.
4. Alasan PHK Wallmart
Juru bicara Walmart mengatakan, PHK dilakukan untuk mengurangi pekerja pada shift malam dan akhir pekan secara khusus pada sejumlah fasilitas yang terdampak. Hal ini juga sejalan dengan investasi yang dilakukan besar - besaran oleh Walmart dalam teknologi otomatisasi selama beberapa tahun terakhir.
"Kami baru-baru ini menyesuaikan tingkat kepegawaian untuk mempersiapkan kebutuhan pelanggan di masa depan dengan lebih baik," kata juru bicara Walmart.
Follow Berita Okezone di Google News