JAKARTA - Keran impor kembali dibuka untuk 2 juta ton beras hingga akhir 2023. Menurut Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi, keputusan impor diambil mengingat banyak kegiatan pemerintah untuk mencukupi pangan masyarakat Indonesia.
"Jadi banyak kegiatan pemerintah yang harus dikerjakan seperti bansos (bantuan sosial) pangan. Impor beras ini tidak ada kaitannya dengan kinerja pemerintah yang lain. Jadi Bapanas mengutamakan ketersediaan," ujar Arief, Selasa (28/3/2023).
Tahun ini pemerintah memiliki program pemberian bansos beras untuk diberikan kepada 21,353 juta masyarakat berpendapatan rendah, di mana masing-masing per penerima manfaat mendapatkan 10 kilogram beras selama tiga bulan, dari Maret-Mei 2023.
Kendati demikian, Arief menegaskan bahwa pihaknya tetap meminta Perum Bulog untuk mengoptimalkan penyerapan hasil produksi dalam negeri, terutama selama masa Panen Raya Maret-Mei 2023. Artinya, beras dalam negeri tetap diprioritaskan.
"Bulog tentu diberi kesempatan untuk menyerap beras dari dalam negeri, dan bisa juga menyerap dari komersial. Jadi dua-duanya dibuka semua," ucap dia.
Di samping pemerintah melakukan impor beras, Arief mengungkapkan bahwasanya menjalankan keputusan ini tidaklah mudah. Pasalnya, berkaca dari impor beras sebelumnya, di mana pemerintah juga mengimpor sebanyak 500 ribu ton yang dilakukan sejak November 2022 hingga Februari 2023, namun nyatanya hanya bisa menyerap beras sebesar 98%.
"Untuk mengambil suatu keputusan tadi bukan hanya Bapanas sendiri, tapi ada kementerian dan lembaga terkait termasuk Kementerian Pertanian dan Kementerian Perdagangan," tegas Arief.