Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

RI Impor Beras, Kepala Bapanas Jamin Tidak Membabi Buta

Hana Wahyuti , Jurnalis-Senin, 03 April 2023 |16:12 WIB
RI Impor Beras, Kepala Bapanas Jamin Tidak Membabi Buta
Alasan RI Impor Beras. (Foto: Okezone.com)
A
A
A

JAKARTA - Indonesia kembali memutuskan mengimpor beras. Hal ini pun menjadi pertanyaan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) melalui Komisi VI.

Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi menjelaskan, impor beras dilakukan secara terukur dan tidak menjatuhkan harga di tingkat petani.

“Jadi kami sampaikan bahwa ini importasi yang terukur. Tidak membabi buta untuk menjatuhkan juga,” kata Kepala Bapanas Arief saat Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi IV DPR RI, dikutip dari Antara, di Jakarta, Senin (3/4/2023).

Pernyataan itu ini terkait penugasan Perum Bulog pada akhir tahun 2022 untuk mendatangkan 500 ribu ton beras beras dari Thailand, Vietnam hingga Myanmar yang realisasinya hingga akhir Februari 2023 telah mencapai 98,5% atau 492.863 ton.

“Meskipun dilaksanakan impor, dapat kami sampaikan bahwa harga di tingkat petani juga masih sangat baik,” ucapnya.

Lebih lanjut Arief menyampaikan bahwa stok beras Bulog per 31 Maret 2023 mencapai 245.223 ton yang mana 95,29% merupakan stok Cadangan Beras Pemerintah (CBP) dan 4,71% lainnya merupakan stok komersil.

Secara rinci, CBP tersebut berasal dari pengadaan dalam negeri dengan jumlah 52.003 ton, lalu hasil diolah kembali (repros) sebanyak 588 ton, dari luar negeri sebanyak 168.087 ton dan dari pengalihan dalam negeri 12.983 ton.

Harga Beras Masih Tinggi

Arief menegaskan bahwa produksi beras sejak Agustus 2022 hingga Januari 2023 masih di bawah kebutuhan konsumsi masyarakat yang menyebabkan terjadinya defisit.

Begitu juga dengan produksi pada Februari 2023 yang pada awalnya pengamatan data KSA BPS, produksi beras mencapai 2,86 juta ton namun terkoreksi 820 ribu ton akibat banjir dan gagal panen di 31 ribu hektar sawah.

Jika di total, jumlah produksi pada Januari hingga April 2023, diproyeksikan mencapai 13,37 juta ton dengan total konsumsi 10,15 juta ton yang berarti surplus 3,22 juta ton. Namun pada Mei 2023, diprediksi kembali terjadi defisit 430 ribu ton karena produksi beras hanya mencapai 2,11 juta ton sedangkan konsumsi mencapai 2,54 juta ton.

“Kebutuhan kita 2,5 juta sebulan, surplus sampai dengan April hanya 3,22 juta ton. Kemudian di tahun 2022, surplusnya itu hanya setengah bulan 1,34 juta, itu hanya setengah bulan. Itu kenapa harganya tinggi karena surplusnya hanya setengah bulan,” ucap dia.

(Feby Novalius)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement