Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Chandra Asri (TPIA) Emiten Miliader Prajogo Pangestu Rugi Rp2,33 Triliun

Safina Asha Jamna , Jurnalis-Selasa, 04 April 2023 |13:06 WIB
Chandra Asri (TPIA) Emiten Miliader Prajogo Pangestu Rugi Rp2,33 Triliun
Saham Chandra Asri (Foto: Freepik)
A
A
A

JAKARTA - PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) membukukan rugi tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar USD149,53 juta atau sekitar Rp2,33 triliun. Kondisi ini berbeda dengan priode yang sama tahun lalu masih membukukan laba bersih sebesar USD151,98 juta atau sekitar Rp2,17 triliun.

Direktur Chandra Asri Petrochemical, Suryandi mengatakan, tahun 2022 merupakan tahun yang sangat menantang bagi industri petrokimia Lingkungan ekonomi makro global dan arus perdagangan dipengaruhi oleh gangguan pasokan dan permintaan yang belum pernah diperkirakan sebelumnya, mengingat lockdown yang berkepanjangan di China, lingkungan inflasi dengan suku bunga yang meningkat pesat, dan perang Rusia-Ukraina yang sedang berlangsung.

“Harga minyak yang tinggi, dan permintaan produk yang rendah, menyebabkan margin petrokimia tergerus,” ujarnya dikutip Harian Neraca, Selasa (4/4/2023).

Selain merugi, pendapatan perseroan juga terkoreksi 7,6% menjadi USD 2,38 miliar dibandingkan dengan 2021 yang mencapai USD2,58 miliar. Manajemen menjelaskan penurunan pendapatan dipengaruhi oleh gangguan pasokan dan permintaan eksternal yang menyebabkan volume penjualan terkoreksi secara keseluruhan pada 2022.

Di sisi lain, beban pokok pendapatan meningkat sebesar 7,6% year-on-year (YoY) menjadi USD2,39 miliar pada 2022 dibandingkan dengan USD2,23 miliar pada 2021.

Kenaikan ini disebabkan oleh lebih tingginya rata-rata harga bahan baku 2022. Naphtha menyentuh angka USD814 per ton untuk dibandingkan dengan rata-rata 2021 di level USD659 per ton. Hal ini dipicu oleh kenaikan harga minyak mentah Brent sebesar 40% selama 2022 menjadi rata-rata US$99 per bbl dibandingkan dengan rata-rata USD71 per bbl pada 2021.

Disampaikan Suryandi, untuk mengatasi volatilitas yang sedang berlangsung, perseroan terus mempertahankan kebijakan keuangan dengan prinsip kehati-hatian, serta mempertahankan posisi neraca yang kuat, dengan liquidity pool sebesar USD2,67 miliar terdiri dari kas dan setara kas USD1,40 miliar, surat berharga senilai USD876,4 juta, dan fasilitas committed revolving credit yang masih tersedia untuk dapat digunakan sebesar USD393,5 juta.

TPIA membukukan Total Aset sebesar USD4,92 miliar per 31 Desember 2022, turun 1,3% dari USD4,99 miliar per 31 Desember 2021. Sementara itu, total liabilitas meningkat menjadi USD2,12 miliar pada akhir 2022 dibandingkan USD2,06 miliar pada 31 Desember 2021.

Adapun arus kas bersih dari aktivitas investasi mencapai USD291 juta, turun daripada 2021 sebesar USD695,8 juta. TPIA memiliki pengeluaran belanja modal yang lebih tinggi selama 2022, yaitu di level USD114,2 juta, sebagian besar bersumber dari proses Front End Engineering Design CAP2 serta perawatan pabrik Butadiene, Polypropylene, dan Styrene Monomer.

(Taufik Fajar)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement