Meningkatnya pendapatan dikontribusi dari pihak ketiga kendaraan taksi Rp2,8 triliun hingga kuartal IV 2022, naik 72,66% dari sebelum Rp1,62 triliun. Sementara dari sewa kendaraan, perusahaan meraih Rp813,12 miliar, naik 33,54% dari sebelum Rp608,88 miliar.
Namun demikian beban langsung perseroan naik 45,79% menjadi Rp2,51 triliun hingga akhir 2022.
Dibandingkan periode yang sama tahun sebelum, beban langsung perseroan yaitu Rp1,72 triliun.
Gaji, tunjangan dan beban pengemudi menjadi yang paling besar penyebab meningkatnya beban langsung perseroan. Melansir dari laporan keuangannya, beban gaji, tunjangan dan beban pengemudi membengkak 71,81% menjadi Rp1,07 triliun hingga kuartal IV 2022. Pada kuartal IV 2021 beban gaji, tunjangan, dan beban pengemudi yaitu Rp626,62 miliar.
Sementara total aset perusahaan hingga akhir 2022 naik 4,47% menjadi Rp6,89 triliun dari Desember 2021 yaitu Rp6,59 triliun.
Diketahui, untuk liabilitas perseroan turut meningkat 6,33% menjadi Rp1,54 triliun dari liabilitas Desember 2021 Rp1,45 triliun. Lalu ekuitas Bluebird tercatat Rp6,89 triliun atau naik 4,47% dari sebelumnya Rp6,59 triliun Adapun Bluebird saat ini beroperasi di 18 kota besar di Indonesia, didukung oleh 54 depo yang tersebar secara nasional. Per akhir tahun 2022, perseroan mengoperasikan lebih dari 20 ribu armada, naik 4,4% dibandingkan tahun 2021 yang mencakup semua segmen taksi Bluebird.
(Zuhirna Wulan Dilla)