JAKARTA - Kepala Badan Kebijakan Perdata (BKPerdag) Kemendag Kasan tak menampik bahwa El Nino atau fenomena pemanasan Suhu Muka Laut (SML) di atas kondisi normalnya dapat berdampak pada produksi kelapa sawit seperti salah satunya minyak goreng konsumsi.
Hal itu dipastikan lantaran sudah mendapat laporan dari Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki).
"Tentu dampak dari El Nino yang kita antisipasi itu penurunan produksi, ini juga sudah terinfo dari Gapki bahwa ada sedikit penurunan," ujar Kasan dalam media briefing di Kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta, Kamis (27/4/2023).
Lanjutnya, dampak lain dari fenomena ini, harga Crude Palm Oil/CPO akan mengalami kenaikan harga sehingga ini tentu akan berimbas pada harga minyak goreng di pasaran.
Maka dari itu, Kasan beserta jajarannya telah menetapkan langkah antisipasi. Adapun khusus minyak goreng, besaran sudah diputuskan baik rasio ekspor, maupun insentif untuk yang kemasan.
Yang mana besaran rasio ekspornya sudah diturunkan dari 450 ribu ton menjadi 300 ribu ton per bulan.
"Kondisi hak ekspor yang ada saat ini masih cukup untuk teman-teman para produsen atau eksportir melakukan kegiatan ekspornya, dari hak ekspor yang ada saat ini maupun dari yang jumlah deposito akan dicairkan secara bertahap selama 9 bulan," jelas Kasan.
Untuk itu, Kasan mengatakan bahwa pihaknya akan tetap memonitor pergerakan pasokan, baik dari Kementan, Bapanas, dan juga utamanya Kemendag untuk memastikan pasokan pangan ke depannya.
Sementara itu, Deputi Bidang Ketersediaan dan Stabilisasi Pangan Bapanas I Gusti Ketut Astawa mengatakan, untuk mengantisipasi fenomena El Nino harus dilihat dari dua sisi yakni hulu dan hilir.
Adapun dari sisi hulu, perlu adanya peningkatan produksi dengan berbagai cara. Upaya ini menjadi wilayah yang harus ditangangi oleh Kementerian Pertanian dan Kementerian Perindustrian.
"Namun di sisi hilir, maka kita harus melakukan langkah-langkah penguatan stok, penguatan cadangan pemerintah. Artinya begini, dalam UU Pangan nomor 18 tahun 2012 tentang pangan jelas menyebutkan bahwa pemerintah harus memiliki cadangan pangan yang kuat, dalam rangka mengantisipasi segala macam," kata Ketut.
Ketut menturkan, dampak El Nino juga dapat berimbas pada gejolak harga pangan serta barang kebutuhan pokok, kekurangan pasokan dan lainnya. Maka dari itu, dalam rangka menjaga pasokan dan stabilisasi harga, Bapanas telah menetapkan cadangan pangan khususnya minyak goreng.
"Ini tahap awal sebanyak kurang lebih sebanyak 100.000 ton, ini kita perintahkan kepada Bulog dan ID Food untuk menyiapkan cadangan pangan tersebut dan akan digunakan dalam rangka stabilisasi pasokan maupun harga," ujar Ketut.
Ketut pun berharap ke depan Bulog bisa menjadi distributor pertama (D1) bukan lagi distributor dua (D2). Dengan begini, Buloh bisa mendapat harga yang wajar.
"Oleh karena itu kita akan perkuat Bulog dan ID Food dalam rangka distribusi minyak goreng juga, Minyak Goreng Kita maupun minyak goreng curah," pungkas Ketut.
(Taufik Fajar)